Betulkah kulkas yang lama harus diganti dengan yang non-CFC.
Soekarno, Kediri
Jawab:
Kulkas merupakan lemari untuk meyimpan dan mendinginkan bahan makanan dan minuman agar dapat menjadi awet. Selain itu di dalam kulkas ada bagian yang dapat membekukan yang dinamakan freezer. Yang sering dimasukkan ke dalam freezer itu misalnya daging. Bila yang dimasukkan air maka akan menjadi es. Karena itu, banyak orang menyebut kulkas sebagai lemari es.
Bagian yang utama dari kulkas itu adalah kompresor yang digerakkan dengan energi listrik. Selain kompresor, kulkas keluaran terbaru jugabanyak juga dilengkapi dengan rangkaian pengatur elektronik tergantung dari kecanggihan kulkas itu. Tapi, untuk medapatkan suatu tingkat kedinginan diperlukan suatu medium pendingin yang dinamakan cairan refrigeran. Refrigeran yang dipilih tentunya harus mempunyai sifat-sifat paling menguntungkan yang diperlukan oleh suatu sistem pendinginan. Selama ini, biasanya, kulkas menggunakan chlorofluorocarbon CFC-12 atau sering disebut juga R-12 yang rumus kimianya dikhlorodifluorometana. R-12 lebih terkenal dengan sebutan freon-12.
Freon-12 merupakan hasil reaksi kimia antara hidrokarbon dengan gas halogen. Bila terjadi kebocoran di dalam sistem pendingin, misalnya pada sambungan-sambungan pengelasan pipa-pipa, dapat mengakibatkan refrigeran terlepas ke udara. Jika freon-12 terlepas ke udara tak terurai kembali menjadi zat-zat pembentuknya, tapi CFC itu akan naik terus ke atmosfir. Masuknya CFC ke atmosfir menimbulkan proses reduksi-oksidasi (redoks) antara ozon dengan unsur-unsur halogen dari senyawa CFC dan yang sejenisnya. Setiap molekul CFC mampu merusak 100 ribu molekul ozon. Sedangkan senyawa halon (berasal dari unsur halogen) mampu merusak 10 kali lebih efektif dibandingkan dengan CFC. Dan CFC mengurai ozon menjadi oksigen dan sebuah oksigen bebas radikal. Menimbulkan suatu lapisan oksigen sehingga lapisan ozon menjadi semakin tipis yang mudah tertembus sinar ultraviolet dari matahari. Semakin menipisnya lapisan ozon di atmosfir, apa lagi sampai berlubang, dapat menimbulkan bencana. Karena manusia akan bermandikan sinar ultraviolet dengan intensitas tinggi yang dapat mengundang penyakit kanker kulit, katarak, serta penurunan sistem kekebalan tubuh.
Untuk menyelamatkan umat manusia, CFC digolongkan sebagai ozone depleting substances (ODS), bahan kimia perusak ozon, yang akan dihapus secara bertahap diawali dengan pembatasan produksi CFC sampai 50 persen. Pembatasan produksi sampi 50 persen itu dipatok untuk negara-negara maju hingga tahun 1998. Sedangkan untuk negara-negara berkembang dipatok sampai tahun 2008. Sedangkan Indonesia sendiri hanya sebagai negara pengguna sehingga selalu mendatangkan CFC dari luar.
Sebenarnya ada banyak produk lain yang menggunakan CFC, tidak hanya kulkas. Misalnya mesin pengkondisi udara (air conditioner), penyemprot parfum atau rambut (hair spray) dan masih banyak produk lain-lain yang banyak juga menggunakan CFC. Untuk mengurangi penggunaan CFC, sudah banyak produsen elektronik membuat produk non-CFC yang ramah lingkungan, terutama kulkas dan mesin AC. Kulkas yang ramah lingkungan itu katanya mempunyai suhu, baik di ruang dingin maupun di ruang freezer, yang lebih dingin. Kulkas non-CFC itu tak mempengaruhi kualitas bahan yang disimpan di dalam ruang pendinginan, tak menimbulkan bau dan juga tak berwarna.
Kulkas non-CFC ini memerlukan perlakuan yang khusus untuk mendapat suhu yang lebih dingin itu. Misalnya menggunakan kompresor yang lebih besar yang selanjutnya memerlukan memerlukan daya listrik yang lebih besar, tentunya. Selain itu kulkas non-CFC yang lebih peka, karena sistem mekanisnya harus jauh dari debu, oli, dan uap air. Debu atau kontaminasi lain dapat menimbulkan karak yang dapat menyumbat saluran-saluran pendingin. Dan ini jelas memerlukan peralatan tambahan, sehingga kulkas non-CFC menjadi lebih mahal. Belum lagi, suku cadang produk non-CFC masih mahal karena Indonesia masih harus impor. Setiap produk non-CFC akan diberi stiker non-CFC pada pintu dan bagian belakang dari kulkas yang bersangkutan.
Untuk mengetahui apa kulkas CFC harus diganti atau tidak diperlukan alat pendeteksi kebocoran gas halogen, yang dikandung freon-12. Alat pendeteksi itu hanya mampu mengukur 20 gram per tahun. Jika yang terjadi kurang dari batas ukur itu, maka alat pendeteksi itu tidak mampu mendeteksi adanya kebocoran. Berarti refrigeran yang terlepas ke udara masih dalam jumlah yang kecil. Dengan kata lain, kulkas CFC itu baru diganti dengan yang non-CFC ketika dirasa fungsinya sudah tidak memadai lagi.