|
|
|
|
Jadi Provinsi, Madura Dibagi 6 Kabupaten
Seorang kiai asal Bangkalan Madura, KH Imam Buchori Cholil mengatakan, untuk bisa menjadi
provinsi, Madura memerlukan pemekaran wilayah. "Idealnya Madura punya 5 atau 6 kabupaten," kata kiai muda
ini seusai menghadiri silaturrahmi tokoh Madura di wisma Bapindo kemarin. Menurutnya, bukan hanya
kabupaten yang perlu dimekarkan, akan tetapi juga kecamatan. Ia menyoroti wilayah-wilayah kepulauan yang
banyak tersebar di sekitar pulau Madura yang sulit dijangkau karena faktor geografis. ''Hal seperti ini perlu
perhatian khusus, agar tidak tertinggal dengan daerah lain. Pulau-pulau di Sumenep misalnya, perlu dipecah
menjadi kabupaten lagi," katanya.
Antrean Ujung-Kamal Capai Satu Kilometer
Arus mudik penyeberangan Ujung (Surabaya) - Kamal (Madura), sejak Kamis, sekitar pukul 06.00 WIB, mulai
diwarnai membludaknya penumpang dan antrean panjang kendaraan roda empat dan dua yang mencapai
sekitar satu kilometer.
Serma Subagiyo, salah seorang anggota polisi pelabuhan Tanjung Perak, mengatakan, hari ini arus mudik dari
Ujung ke Kamal mencapai puncaknya dan sekitar 60.000 penumpang akan memanfaatkan jalur penyeberangan
ini. Dibandingkan Rabu kemarin, jumlah penumpang hanya tercatat 28.000 sampai 30.000.
Menuju Provinsi Madura Jangan Meloncat
Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Penyeppen Palengaan Pamekasan KH Mudassir Badruddin
meminta semua pihak agar berhati hati dalam melemparkan wacana pembentukan provinsi Madura. Ia menilai
selama ini banyak komentar di media massa yang kurang didasari dengan argumentasi yang matang dan
realistis sehingga membingungkan masyarakat.Pada acara silaturrahmi dengan Muspida Pamekasan dalam
rangkaian Safari Ramadhan Bupati Pamekasan H Dwiarmo Hadiyanto, KH Mudassir menilai Provinsi Madura
memang merupakan keniscayaan di Madura. Namun untuk mewujudkan keinginan itu harus juga
dipertimbangkan berbagai aspek pendukungnya, seperti Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam dan
mental masyarakat Madura yang masih perlu diteliti kesiapannya.
Madura Provinsi Jangan Buru-buru
Madura akan jadi provinsi atau tidak sepenuhnya terggantung masyarakat Madura senddiri. Namun,
keinginan Madura provinsi jangan terburu-buru, karena diperlukan kajian khusus.
Gubernur Jatim, Imam Utoyo, mengatakan itu saat menjawab peserta Sarasehan Terpadu Menuju
Masyarakat Madura yang Madani di Pondok Pesantren Al Amien Prenduan, Sumenep, belum lama ini. "Jadi
kalau kami ditanya setuju atau tidak Madura jadi provinsi, kami serahkkan kepada masyarakat Madura. Silakan
masyarakat yang menentukan," ujar Imam Utomo.
Sarasehan itu dihadiri Bupati Sumenep, H Soekarno Marsaid, Bupati Pamekasan, H Dwiatmo Hadiyanto,
Bupati Bangklan, M Fatah, dan ketua-ketua DPRD di Madura, serta sejumlah ulama Bassra.
PT Garam Diberi Deadline Sampai Lebaran
Pernyataan PT Garam melalui kuasa hukumnya Wijono Soebagyo SH bahwa dalam pertemuan di Ponpes
Mathaliul Anwar, PT Garam tidak membuat keputusan bahwa tanah seluas 282 hektare diberikan secara gratis
kepada petani Garam Al-Jihad, berbuntut. Petani garam yang tergabung dalam Yayasan Petani Garam Al-Jihad
menyayangkan dan menilai pernyataan itu cara PT Garam mengelak.Ketua Yayasan Al-Jihad Sumenep Ach.
Zaini mengatakan bahwa tak satu pun merasa terkejut dengan semua pernyataan itu. Karena, semuanya telah
diserahkan kepada kejaksaan tinggi. ''Pada pertemuan itu PT Garam sendiri yang datang ke Sumenep,
kemudian dia mengatakan sanggup untuk memberikan hak garap kepada Al-Jihad. Itu yang kami tagih dan
minta,'' ujar Ach. Zaini.
Persiapan Menuju Propinsi Madura
Sebagai tindak lanjut dari sarasehan terpadu "Menuju Masyarakat Madura yang Madani", dibentuk tim kecil
untuk mempersiapkan Madura jadi Propinsi. Penentuan personel tim yang diserahkan ke Bassra (Badan
Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura) ini akan merekomendasikan pada DPRD Tk II se-Madura agar
meneruskan ke pusat tentang keinginan Madura jadi propinsi.
"Tim kecil yang akan dibentuk di empat kabupaten akan berkoordinasi dengan pemda. Selanjutnya,
membuat surat permohonan pada DPRD Tk. II supaya wakil rakyat ini mengajukan surat permohonan ke Pusat,
agar Madura bisa dijadikan propinsi," kata pimpinan sarasehan terpadu, KH Drs Jasuli Nur LC membacakan
salah satu dari 11 butir kesepakatan di Ponpes Al-Amien, Prenduan, Sumenep, Senin (27/12) petang
Berbagai Elemen di Sumenep Tolak Provinsi Madura
Sarasehan Terpadu yang dilaksanakan di Al-Amien Prenduan Senin (27/12) dengan tema ''Menuju Masyarakat
Madura yang Madani'' di mana di dalamnya membahas soal provinsialisasi Madura langsung ditanggapi miring
oleh DPRD, pengusaha, ormas kepemudaan, dan berbagai LSM di Sumenep. Menurut wakil ketua DPRD
Sumenep Syafiudin Baihaqi, dari bentuk forum yang terjadi dalam sarasehan, dirinya melihat adanya
pengelompokan-pengelompokan. ''Saya mempertanyakan apakah setiap suara yang disampaikan oleh
kelompok itu dianggap atau mewakili kabupaten yang bersangkutan,'' ujar Dewan Syuro PKB itu.
Gubernur Jatim soal Propinsi Madura
Setelah didesak peserta sarasehan terpadu "Menuju Masyarakat Madura yang Madani" untuk merestui
Madura jadi propinsi, Gubernur Jatim Imam Utomo akhirnya pasrah. Dia menyerahkan sepenuhnya pada
masyarakat Madura tentang masa depannya.
"Saya serahkan pada masyarakat Madura yang berkeinginan Madura jadi propinsi. Namun saya ingatkan
agar dilakukan pengkajian yang mendalam lebih dulu, jangan terburu-buru," katanya di hadapan ratusan peserta
sarasehan terdiri Bupati se-Madura (kecuali Sampang) beserta Muspida, pimpinan dan anggota DPRD
se-Madura (kecuali Sampang), ulama, tokoh masyarakat, pemuda serta mahasiswa, di Ponpes Al-Amien,
Prenduan, Sumenep, Senin (27/12) siang.
Madura Butuh Sepuluh Tahun Lagi
Pada saat ada sejumlah orang yang menginginkan Madura menjadi provinsi tersendiri terlepas dari provinsi
Jatim, ternyata sejumlah mahasiswa Madura di Surabaya punya sikap yang berbeda. Menurut mahasiswa,
tanah kelahiran mereka itu memerlukan persiapan-persiapan tersendiri sebelum mandiri sebagai provinsi
terpisah dari Jatim. "Madura belum siap jadi provinsi. Yang lebih mahasiswa pikirkan saat ini ialah persiapan
otonomi daerah," kata Ketua Ikatan Keluarga dan Mahasiswa Madura Untag '45 Surabaya Zaenal Arifin kepada
Jawa Pos, kemarin.
Kumpulkan Elemen Independen, Soroti Pembangunan Pamekasan
Salah satu tugas koran adalah memasang mata dan telinga di tengah masyarakat. Nah, itulah yang kini tengah
dirintis Radar Madura di Pamekasan lewat Radar Pamekasan Club (RPC). RPC adalah sebuah forum diskusi
dan tukar informasi antarunsur masyarakat independen seputar pembangunan di Pamekasan. Dalam tubuh
RPC ini bergabung berbagai elemen masyarakat dengan latar beragam, seperti aktivis atau mantan aktivis
mahasiswa, aktivis LSM, awak Radar Madura, bahkan para pengusaha yang dipertemukan oleh visi dan misi
yang sama, seperti Bapak Idi, H. Yanto, dan sebagainya.
Tentang Listrik Pulau Talango, Ada Perampasan
Komisi orang hilang dan korban tindak kekerasan (KONTRAS) Madura di Sumenep, menemukan adanya upaya
perampasan hak azasi manusia (HAM) oleh aparat pemerintah terkait realisasi listrik masuk desa di
Kecamatan Talango, Sumenep. Sebab, dalam pelaksanaanya diduga ada penebangan pohon-pohon produktif di
beberapa desa tanpa terlebih dahulu dimusyawarahkan dengan pemiliknya.Koordinator KONTRAS Tadjul Arifin
R mengatakan, pihaknya menerima laporan beberapa warga di beberapa desa yang tanah dan tanaman
produktifnya ditebang begitu saja. ''Ada sekitar dua puluh orang lebih yang sempat mengadukan masalan ini
pada kami. Mereka merasa dirugikan karena pohon-pohon yang jadi sumber nafkah itu ditebang tanpa ganti
rugi,'' ungkapnya.
Akan Ada 50 Provinsi di Indonesia, Termasuk Madura
Namun, sekarang tinggal bagaimana masyarakat Madura meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
kreativitasnya. ''Sebab, kekayaan alam yang ada tidak akan berarti tanpa didukung oleh kreativitas
masyarakat,'' kata Ryas.
Untuk memasuki otonomi daerah, yang terpenting adalah, bagaimana masyarakat Madura mengakomodasikan
dirinya. Utamanya dalam hal peningkatan kualitas sumber daya manusianya. ''Yang paling penting untuk
dipersiapkan terlebih dahulu adalah SDM. Sebab, kekayaan alam yang ada suatu saat akan habis, sementar
kreativitas manusia adalah potensi dan kekayaan yang tak akan habis,'' papar Ryas. Misalnya, kata Ryas, di
Korea Selatan ada sebuah pabrik baja yang mampu memberikan kontribusi pendapatan yang besar. Padahal,
semua bahan baku untuk pabrik tersebut didapat dari luar. ''Lalu kenapa, peleburan baja tersebut bisa berjalan
dan mampu memberikan pendapatan yang besar baik pada masyarakat dan negaranya? Hal itu tak lain karena
kretivitas manusia yang tinggi,'' papar Ryas.
Semiloka Nasional, Madura Menyongsong Otonomi Daerah
Hari ini acara Pra-Semiloka Nasional Madura Menyongsong Otonomi Daerah yang disponsori Dji Sam Soe
Filter Forum akan digelar. Acara akan dimulai pukul 19.00 WIB dengan jamuan makan malam yang dilanjutkan
dengan dialog interaktif bersama Menteri Negara Otonomi Daerah Prof. Dr. Ryas Rasyid. Acara yang akan
dilangsungkan di Hotel Hilton Surabaya itu akan dipandu oleh Direktur PT. Jawa Pos Dahlan Iskan. Dialog
interaktif tersebut rencananya akan dihadiri oleh seluruh bupati seluruh Jawa Timur, para pengusaha, dan
investor. Kemudian, Minggu (5/11) pukul 08.00 WIB Ryas Rasyid akan melakukan pertemuan dan silaturrahmi
dengan ulama se-Madura di Ponpes Syaichona Cholil asuhan KH Abdullah Schal.
World Headlines
Berita-berita utama hari ini dari seluruh dunia
Indonesia Headlines
Berita-berita paling mutakhir
Indonesia-l Archives
Indeks Berita
Arsip berita-berita dari Madura yang lalu
|