KLINIK Minggu, 4 Januari 1998 |
Jawa Pos |
Tanya:
Keluarga saya yang tinggal di Kotabaru, kurang
lebih 400 kilometer dari Banjarmasin, menggunakan antena parabola
untuk dapat menangkap siaran televisi swasta. Tapi sayangnya,
bila ada acara yang diperkirakan banyak penontonnya, misalnya
sepak bola, maka gambar akan rusak menjadi garis-garis horizontal
(kata orang diacak) meskipun suaranya tetap jelas. Apa betul
siaran tersebut memang diacak pihak-pihak tertentu? Adakah alat
bantu yang dapat digunakan untuk menangkal hal itu?
Budi Eko
S, Surabaya.
Jawab:
Jawaban ini juga sebagai jawaban pertanyaan
yang senada dari sdr Soetopo di Nglames, Madiun.
Kemajuan teknologi komunikasi satelit yang sangat cepat telah memungkinkan siaran televisi dapat ditangkap di seluruh pelosok dunia. Di Indonesia satelit juga sudah dimanfaatkan oleh stasiun televisi swasta untuk memperbesar jaringan siarannya guna memperluas cakupan penontonnya.
Pemancar televisi biasanya hanya mampu menjangkau paling jauh sekitar 50 sampai 100 kilometer. Untuk dapat menjangkau jarak yang lebih jauh lagi maka pada jarak itu sudah harus digunakan yang dinamakan pemancar repeater atau pemancar pengulang. Pemancar pengulang itu menerima sinyal televisi dari pemancar induknya. Sinyal yang diterima dalam keadaan lemah itu diperkuat kemudian dipancarkan pemancar pengulang dengan kanal yang berbeda. Teknologi seperti ini menjadi sulit diimplementasikan bila harus menyeberangi lautan.
Kehadiran teknologi komunikasi satelit merupakan solusinya. Stasiun televisi pusat tinggal mengirim sinyalnya ke satelit komunikasi yang untuk selanjutnya memancarkan kembali ke bumi dengan daerah cakupan yang luas sekali. Televisi swasta tinggal memillih di kota mana akan mendirikan pemancar repeaternya. Pemancar repeater ini yang menerima sinyal dari satelit kemudian dipancarkan ke daerah sekitarnya.
Televisi swasta di Indonesia untuk membangun jaringan siarannya itu menggunakan satelit Palapa. Untuk siaran televisi berwarna, satu stasiun televisi swasta harus menyewa satu transponder selama 24 jam.
Teknologi semikonduktor telah dapat memfabrikasi integrated circuit (IC) yang relatif murah untuk membangun yang dinamakan TVRO satellite receiver. Satellite receiver ini adalah pesawat penerima untuk menangkap hanya sinyal-sinyal televisi dari satelit. Jadi, di kota-kota yang belum dibangun pemancar repeater, siaran televisi swasta dapat juga ditangkap dengan satellite receiver itu melalui antena parabola.
Selain di seluruh Indonesia, sinyal yang dipancarkan satelit Palapa yang sekarang ini bisa juga diterima di Singapura, Malaysia, Brunei, Vietnam, Thailand, Filipina, Myanmar, Australia, dll. Karena itu siaran televisi swasta dari Indonesia banyak juga diminati penonton-penonton di luar negeri.
Karena cakupannya yang melampaui batas Indonesia itu yang menimbulkan masalah. Seperti kita ketahui, acara-acara yang disiarkan televisi swasta itu ada yang dibeli dari luar. Misalnya acara yang paling banyak peminatnya, sepak bola atau tinju. Pemegang hak siar dari acara itu hanya mau menjual haknya untuk disiarkan dalam batas suatu negara.
Karena itu televisi swasta dengan sangat terpaksa menerima persyaratan dalam kontrak jual-beli hak siar suatu acara dari luar. Persyaratannya antara lain, ketika acara itu disiarkan, sinyal televisi yang dikirim ke satelit harus dalam keadaan teracak (scrambled). Maksudnya, agar penonton di luar Indonesia menerima sinyal yang dipancarkan satelit dalam keadaan teracak. Tentunya termasuk penonton di Indonesia yang menangkap siaran itu melalui satellite receiver.
Jadi pengacakan sinyal itu memang sengaja dilakukan oleh pihak televisi swasta untuk mematuhi kontrak jual beli hak siar. Kalau tidak setuju dengan kontrak jual beli seperti itu, maka televisi swasta itu tidak dapat menyajikan yang terbaik untuk penontonnya. Demikian pula untuk acara-acara yang diproduksi di Indonesia atas dasar waralaba (franchise) dari luar negeri. Misalnya acara-acara kuiz tertentu.
Apakah ada penangkalnya? Jelas ada. Pemancar repeater menerima sinyal dari satelit juga dalam keadaan teracak. Kemudian sinyal yang teracak itu diumpankan pada suatu dekoder untuk diterjemahkan, baru dipancarkan. Dekoder itu dapat merakit kembali sinyal yang sudah teracak menjadi sinyal yang utuh.
Jadi, kalau Anda ingin menerima siaran yang teracak menjadi baik, maka harus menggunakan dekoder yang sama. Masalahnya, apa mungkin Anda mendapatkan dekoder itu di pasaran. Itu pun Anda harus punya lima buah, karena di Indonesia ada lima stasiun televisi swasta.
top | |
Serambi KLINIK |
PadepokanVirtual Surabaya Based Life-long Virtual Learning Environment |