Pihak keamanan menilai tidak perlu menambah kekuatan personel TNI maupun Polri untuk mengamankan Kota Sumenep, Madura, menyusul terjadinya ketegangan berkaitan ditemukannya kartu suara rusak. Sebab masalah itu sudah bisa diselesaikan pihak terkait.
Demikian dikatakan Komandan Korem 083/Bhaskara Jaya, Kolonel Bambang Satriawan, menanggapi situasi Kota Sumenep. "Kita jangan mudah terpancing untuk melakukan tindakan yang menganggu Kamtibmas. Soal ketegangan di Kota Sumenep pun sudah bisa disejukkan sehingga tak perlu dikhawatirkan," katanya, Selasa (25/5) malam.
Ia mengakui, ditemukannya kartu suara yang rusak itu memang sempat dikhawatirkan dapat memicu tindakan yang bisa menganggu stabilitas. Sehingga untuk mengantisipasinya pihaknya telah meminta Komandan Kodim beserta aparat khususnya dari unsur kepolisian, melakukan pendekatan terhadap pimpinan parpol, tokoh masyarakat, serta Pemda dan Panitia Pemilu Daerah (PPD) II Sumenep. Hasilnya, lanjut Bambang, yang membawahi Kota Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Madura itu, cukup menggembirakan. Bahkan setelah ada pembicaraan yang melibatkan pihak terkait permasalahan itu segera bisa diselesaikan. "Jadi permasalahannya sudah kelar," ujarnya.
Oleh karena itulah, pihaknya menilai tak perlu menambah kekuatan personel baik kuantitas maupun kualitas untuk mengantisipasi kerusuhan di Sumenep. "Saya harap hingga pesta demokrasi selesai, Sumenep tetap tenang. Keamanan dan ketertiban benar-benar terjaga," ujarnya.
Dalam pengamanan Kota Sumenep sendiri dari unsur TNI telah disiagakan 1 satuan setingkat kompi (SSK). Sedangkan untuk wilayah keseluruhan Madura, telah disiagakan 4 SSK, atau masing-masing Kodim Sumenep (1 SSK), Bangkalan (1 SSK), Sampang (1 SSK) dan Pamekasan (1 SSK). (sab)