Gubernur Jatim Imam Utomo yang melakukan
kunjungan kerja ke Madura, tadi malam langsung mengadakan pertemuan dengan 14 kiai Madura
di pendapa Kabupaten Sumenep.
Dari Sumenep, hadir KH Basyir, KH Fakihudin
Arif, KH Mukmin Hanafi, KH Chamam Ali, KH Abdus Shaleh Hilmi, KH Abbasyi, KH
Taufikkurrahman, KH Sidqi Muhdar dan KH Abdul Ghofur mewakili ulama Pamekasan. Dari
Bangkalan, KH Syafi' Rofi'i dan KH Simail Yahya. Dari Sampang, hadir KH Abdus Syakur, KH
Dhofier, dan KH Fachrur Rozy.
Imam Utomo menjelaskan, pertemuan itu
antara lain membahas dampak pembantaian. Sebab, ia melihat ada kecenderungan suasana yang
mencekam di kalangan masyarakat. "Karena itu, kita berharap para ulama bisa
menenteramkan masyarakat," katanya.
Imam mengingatkan, kasus itu sudah
ditangani aparat keamanan. Sejauh ini sudah ada 42 orang yang diperiksa. "Negara kita
negara hukum. Biarkan aparat yang memprosesnya sesuai hukum. Kita harapkan masyarakat
membantu, termasuk jangan main hakim sendiri," tuturnya.
Melalui para ulama, Imam berharap
masyarakat bisa ditenangkan. Sekaligus diminta tidak termakan isu. "Dari hasil dialog
diharapkan para ulama meneruskan kepada santrinya dan lantas kepada masyarakat luas. Biar
tidak berlebihan dan bisa mengendalikan diri. Jangan emosional melihat kasus Bangkalan,
dan harus diselesaikan secara hukum," paparnya.
Imam menilai, membunuh orang itu ada
hukumnya. Karena itu, tidak boleh ada pihak yang merasa paling menang tanpa mengindahkan
hukum. (dwi)