Madura Tanpa Listrik: Aparat Keamanan Intensifkan Patroli
Bangkalan - Surabaya Post
Polres Bangkalan bersama Kodim dan Satpol PP tiap malam mengintensifkan patroli jalan raya, terutama di Kota Bangkalan. Sejak kawasan ini tanpa penerangan listrik PLN pekan lalu, sangat rawan akan adanya tindak kriminal dan kebakaran.
"Kami setiap malam menurunkan petugas patroli dengan mobil kijang, terutama pada jam-jam rawan seperti 21.00 atau 01.00 dini hari. Yang jelas petugas keamanan selalu memonitor untuk mengantisipasi adanya tindak kriminal," ujar Wakapolres Bangkalan, Mayor Pol Drs Yudo Pramono, Selasa (23/2) pagi.
Namun, kata dia, sejauh ini selama lima hari listrik padam, belum ada laporan dari masyarakat akan terjadi kejahatan. "Yang jelas kami akan meningkatkan pengamanan dengan listrik padam ini," jelasnya.
Sedang petugas Satpol PP Pemda Bangkalan setiap malam juga berkeliling, masuk kampung keluar kampung, untuk memberikan pengarahan pada masyarakat akan keamanan rumah, dan lingkungannya.
Masyarakat diminta lebih waspada dan hati-hati selama jaringan listrik PLN belum normal. "Terutama bagi rumah yang menaruh lampu penerangan seperti lilin dan obor. Karena ini cukup rawan kebakaran, warga hendaknya lebih waspada," ujar petugas melalui pengeras suara.
Dari informasi yang diterima Surabaya Post, di Kelurahan Kraton, ada sebuah rumah yang nyaris terbakar karena penghuninya kurang hati-hati menggunakan penerangan lilin.
Lilin itu diletakkan begitu saja tanpa alas di atas televisi. Akibatnya, televisi dan tape recorder didekatnya, hangus terbakar.
Sedang kasus pencurian televisi kemarin malam di Kelurahan Pejagan gagal karena pencurinya kesiangan. "Menjelang subuh, pemilik televisi itu mau ke sumur, melihat televisinya tergeletak di luar rumah," ujar warga.
Untuk mengantisipasi pencurian ini masyarakat di beberapa kampung lebih aktif melakukan siskamling. "Seperti warga di perumahan Pangerenan Asri, setiap malam bergantian patroli di sekitar perumahan. Soalnya, saat gelap kan sangat rawan pencurian," ujar Arif Arba.
Sementara masyarakat mengeluh karena kesulitan mendapatkan lampu tempel. Kalau pun ada, harganya berlipat ganda. Biasanya Rp 2.500,00, kini naik Rp 5.000,00. (kas)