Tiga Syarat untuk Proyek Jembatan Suramadu
Jakarta - Surabaya Post
Presiden Abdurrahman Wahid menerima baik keinginan Jepang melanjutkan pembangunan Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) namun mengingatkan agar pembangunannya memperhatikan tiga syarat bagi kemakmuran masyarakat Madura.
"Saya setuju pembangunan itu, asal memenuhi tiga syarat, dan pembangunannya bukan hanya mengundang Jepang tapi juga ditawarkan pihak mana pun yang mau," kata Gus Dur kepada wartawan dalam penerbangan Tokyo-Jakarta, Selasa (16/11) malam.
Untuk membangun Jembatan Suramadu, menurut Gus Dur harus diperhitungkan dengan kemampuan Indonesia.
Kepada para wartawan Gus Dur mengatakan, sikapnya sejak awal tentang pembangunan jembatan yang menyeberangi Selat Madura itu. Kepada para kiai Madura termasuk dalam suatu pidato terbukanya di depan bupati dan aparat di Sampang, Gus Dur mengingatkan tiga syarat yang merupakan pendapat dari NU (nahdlatul ulama).
Syarat pertama bagi proyek itu adalah jangan sampai mengganggu keseimbangan lingkungan yang serba halus di Madura. Sebab Madura sendiri keadaannya memang parah dari segi lingkungan.
Syarat kedua, pembangunan jembatan itu harus juga disertai pengadaan sekolah oleh pembangunannya. Sekolah itu diharapkan dapat menampung dan memberikan pendidikan bagi anak-anak masyarakat setempat. Dengan demikian mereka bisa mengikuti industrialisasi di tempat mereka yang berkembang seiring dengan pembangunan jembatan.
Menurut Gus Dur industrialisasi apa pun yang berkembang di Madura harus menyertakan anak-anak setempat. Jangan sampai terjadi seperti di Cilegon, Jawa Barat di mana semua industri ada di sana tapi anak-anaknya lari ke Jakarta jadi kuli kasar.
"Aduh itu bikin pusing," kata Presiden
Syarat ketiga, yang perlu menjadi perhatian dalam pembangunan Jembatan Suramadu adalah perkembangannya jangan sekali-kali mengganggu sikap sosial yang halus di antara masyarkat Madura sendiri.
"Ketiga-tiganya itu harus dipertimbangkan. Kita tidak menentang pembangunannya, kalau itu dipertimbangkan. Jadi jangan hanya cari untung," tegas Gus Dur yang didampingi Menlu Ali Shihab untuk menyampaikan pesan-pesan perjalanannya ke Amerika Serikat dan Jepang.
Gus Dur mengatakan, dalam perasaannya Jepang memahami syarat-syarat yang diajukannya itu. Saya rasa juga harus diperhitungkan bahwa ini (pembangunan Suramadu) bukan hanya harus Jepang, siapa pun kalau menguntungkan kita dan mereka mampu, boleh bangun. Bagi kita bukan soal pihak mana tapi mana yang lebih mampu," tegas Presiden.
Dijadikannya contoh tentang pembangunan subway (kereta api bawah tanah) di Jakarta yang sejak awal tidak hanya memandang Jepang, juga memperhatikan kemampuan Singapura. Karena itu Gus Dur mengatakan, untuk membangun proyek-proyek besar seperti kereta api bawah tanah itu juga mengundang Singapura karena mereka mempunyai kemampuan.
"Jadi kita lihat mana yang lebih baik, lebih murah, itu yang jadi," tegasnya. (luk)
|