back | |
Serambi MADURA |
https://zkarnain.tripod.com/ Internet Based Life-long e-Learning Environment for Maintaining Professional Vitality |
Metropolis Selasa, 03 Oktober 00 |
Jawa Post |
Kini, Ada Wartel di Kapal Ujung-Kamal
Tanpa Kabel, Pakai Pemancar Khusus SURABAYA - Anda di atas kapal penyeberangan Ujung-Kamal dan harus menghubungi seseorang, sementara Anda tidak membawa handphone? Kini, Anda tak perlu bingung. Kapal Motor Potreh Koneng telah menyediakan wartel di atas kapal yang bisa digunakan untuk hubungan lokal, interlokal, dan SLJJ. Juga faxcimili. Ide pendirian wartel itu datang dari pengusaha muda Madura, Ahmad Haryanto. Menurut dia, ide itu muncul dalam pikirannya, ketika seringkali melihat orang bingung mau telepon ketika berada di atas kapal. ''Karena itu, saya ingin mengatasinya dengan wartel teknologi baru itu," terang Ahmad. Pengusaha yang memang cukup lama berbisnis wartel ini mengembangkan sendiri teknologi wartel di atas kapal ini. Maklun, beda dengan wartel di darat, telepon untuk wartel ini tidak memakai kabel. Meski begitu, bukan dengan teknologi CDMA (C-Phone) atau ultraphone.''Saya hanya memakai pemancar khusus. Kecil kok,'' katanya. Sayang, dia tak bersedia merinci pemancar macam apa itu. ''Kalau saya katakan, orang-orang akan meniru, dan bisnis saya tersaingi," kilahnya kepada Jawa Pos. Suami Ani Sulistyowati ini menerangkan, pemancar wartel di atas kapal itu tahan getar dan bisa melayani arus telekomunikasi dari dua arah. ''Kalau pemancar ultraphone yang digunakan Telkom itu kan hanya searah."Menurut dia, wartel ini memberlakukan tarif yang sama dengan wartel biasa. ''Meski masih langka, tarifnya tidak saya naikkan," ujarnya. Mengenai tarif ini, Telkom Kebalen sempat membahasnya serius. Ini karena, teknologi yang dipakai Ahmad ini lain daripada yang lain. ''Setelah saya jelaskan prinsipnya, akhirnya oke. Seperti biasa,'' terang Ahmad. Pria lulusan IKIP Surabaya yang telah empat tahun menekuni bisnis wartel di darat ini mengemukakan, setelah mendirikan wartel di atas kapal, tawaran kerjasama serupa terus berdatangan. Namun, berbagai tawaran tersebut dia sikapi dengan hati-hati. Tak semuanya dia setujui. Mengapa? ''Sebab, saya tak mau terjebak dengan trik pengusaha yang hanya ingin tahu pemancar khusus itu," kata Ahmad. (dra)
|