Fadhilah Terpilih Lagi Jadi Bupati Sampang
Sampang - Surabaya Post
H Fadhilah Budiono akhirnya terpilih kembali sebagai Bupati Sampang periode 2000-2005, setelah dalam pemilihan yang berlangsung, Sabtu (22/7) siang tadi berhasil mengantongi 23 suara. Sementara Sanusi Djamaluddin, mengantongi 22 suara.
Perwira polisi berpangkat Senior Superintendent (Kolonel Pol) ini dicalonkan sebagai Bupati Sampang berpasangan dengan Dr H A. Said Hidayat MSi (wabup). Kemenangan Fadhilah ini, diperkirakan mendapat dukungan dari FPP 12 suara, F Gabungan 4 suara, FTNI/Polri 3 suara, dan 4 suara dari FPDIP.
Sedang Sanusi, yang hanya kalah satu suara diperkirakan mendapat dukungan dari FKB 18 suara, FTNI/Polri 1 suara, F Gabungan 1 suara, dan FPDIP 2 suara.
Selama pelaksanaan pilbub massa berdatangan. Meski massa yang datang tidak terlalu banyak, penjagaan aparat cukup ketat. Sementara para calon tidak hadir pada acara itu kecuali Fadhilah. Itu pun hanya sebentar. Fadhilah hanya berjabat tangan dengan anggota dewan setelah itu dia pamit pulang. Calon lain yang datang adalah KH Fahrurazi Farouq, karena ia juga sebagai wakil ketua DPRD setempat.
Sehari menjelang pilbup, Fadhilah bersama pasangannya Said Hidayat, meminta doa restu di hadapan jamaah seusai sembahyang Jumat di Masjid Agung, Sampang.
"Saya berharap siapa pun yang memimpin Sampang mendatang bisa lebih baik dari sekarang. Dan berharap agar pelaksanaan pemilihan bupati berjalan lancar dan aman," harap Bupati yang akan mengakhiri masa tugasnya 1 Agustus 2000.
Untuk mengamankan pelaksanaan pilbup, aparat keamanan mengerahkan 1.110 personel, gabungan Polri dan TNI. Pengerahan aparat keamanan ini, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Mengingat, sehari sebelum pemilihan beredar rumor, akan adanya pengerahan massa besar-besaran, dari masing-masing pendukung bakal calon. Mereka bahkan mengancam akan melakukan keonaran bila jago mereka kalah.
Untuk itu, sejak kemarin Gedung DPRD Sampang dijaga ketat aparat keamanan, bahkan gedung dewan itu dinyatakan steril dari aktivitas masyarakat, kecuali anggota dewan, staf, dan petugas keamanan. Sementara anggota dewan baik yang mendukung pasangan Fadhilah maupun Sanusi menjalani "karantina". (kas)
|