back | |
Serambi MADURA |
https://zkarnain.tripod.com/ Internet Based Virtual Life-long Learning Environment for Maintaining Professional Vitality |
Selasa 01 Februari 2000 |
Radar Madura |
Banjir Landa Kota Sampang, Ratusan Rumah Tergenang SAMPANG - Ratusan rumah penduduk di Kecamatan Kota Sampang tergenang air bah Sungai Kemuning, setelah selama sehari semalam diguyur hujan deras. Banjir tahunan yang selalu melanda kota Bahari ini, menyebabkan aktifitas sehari-hari warga kota terganggu, bahkan beberapa sekolah dasar (SD) dan kantor instansi pemerintah terpaksa ditutup.Informasi yang diperoleh di lapangan menyebutkan, air buangan dari daerah ''atas'' yang melewati Sungai Kemuning ini mulai datang sekitar pukul 04.00 WIB (kemarin, Red). Sehingga, sebagian besar warga yang mendiami daerah langganan banjir ini sudah mulai bersiap-siap menunggu kemungkinan datangnya banjir yang lebih besar. ''Bayangkan Mas, sampai sekarang kami belum sempat sarapan. Sebab datangnya banjir kali ini cukup deras dan dan tiba-tiba. Padahal, pagi tadi masih sampai betis, tetapi sekarang sudah masuk rumah sampai lutut,'' kata M. Moedjib warga Jl Melati Sampang. Sekitar pukul 09.30 WIB banjir ini menyebabkan jalan-jalan protokol di kota Sampang terpaksa ditutup. Sebab, ketinggian air sudah mencapai satu meter. Di beberapa tempat, seperti di jalan Melati, Mawar, Suhadak, Hasyim Asy'ari, Pemuda, Bahagia, Pahlawan dan Jl Panglima Sudirman, ketinggian air diperkirakan mencapai satu setengah meter, bahkan lebih.Di jalan Melati misalnya, genangan air sudah masuk ke dalam rumah warga, rata-rata ketingginnya sampai lutut. Akibatnya, banyak PNS dan pelajar yang terpaksa bolos dan memilih tinggal di rumah sambil mengantisipasi datangnya banjir yang lebih besar. Beberapa kantor instansi pemerintah pun lengang karena banyak pegawainya yang tidak masuk atau masuk sebentar hanya untuk absen. Beberapa warga yang tinggal di daerah rawan banjir, tampaknya sudah mengantisipasi kemungkinan datangnya banjir langganan ini. Misalnya, beberapa warga sejak pagi tampak sudah memindahkan barang-barangnya ke tempat yang lebih tinggi. Sehingga, trotoar-trotoar jalan dan tempat-tempat tinggi lainnya, penuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua milik warga.''Mudah-mudahan nanti malam tidak hujan Mas. Sebab, kalau hujan, air akan naik lebih tinggi lagi. Kami sebenarnya sudah capek selalu kedatangan banjir, bahkan bisa tiga hingga empat kali tiap kali musim hujan. Apalagi, jika sudah surut, air ini meninggalkan lumpur dan bau tidak enak, sehingga sangat mengganggu kesehatan, terutama bagi anak balita. Hal ini karena pada saat banjir banyak warga yang membersihkan sapiteng (tempat kotoran manusia, Red)," jelas salah seorang warga. Namun begitu, bagi sebagian warga, terutama yang berada di daerah tinggi, datangnya banjir justru dijadikan hiburan gratis, sehingga suasana tampak ramai dan gembira. Kebanyakan dari mereka memanfaatkan suasana untuk jalan-jalan atau mandi sambil bermain-main dengan air. (fiq)
|