Ketua DPRD Sampang Ancam Umumkan Anggota yang Terlibat 'Money Politics'
Sampang - Surabaya Post
Ketua DPRD Sampang, H Moh. Hasan Asyari mengingatkan anggota dewan jangan sampai terlibat permainan money politics dalam pilbup Juli 2000. Ia mengancam akan membeberkan anggota dewan yang terlibat praktik politik uang pada masyarakat luas.
"Saya sudah sampaikan hal ini pada semua anggota dewan menjelang pilbup Sampang. Sebelum ada yang sampai terjebak permainan money politics, saya ingatkan sejak dini. Sebab tanda-tanda ke arah sana saya rasakan," kata Hasan yang Ketua Panitia Pilbup Sampang, di ruang kerjanya, Kamis (8/6) siang.
Dikatakan permainan kotor untuk memuluskan calon bupati, merupakan pola orde baru. Pada era reformasi sekarang perbuatan yang bisa merusak citra wakil rakyat itu hendaknya dihindari.
Permainan politik uang dalam pilbup sekarang bisa saja terjadi di Sampang, karena tidak ada fraksi yang memiliki kursi mutlak.
"Namun perbuatan tercela itu harus kita hindari. Apalagi di Sampang yang kondisinya agak rawan, jangan sampai terjadi. Demi kebaikan Sampang ke depan, biarkan pemilihan bupati berjalan demokratis tanpa ada yang mengotori," harapnya.
Saat ini kata Hasan Asyari kegiatan di DPRD Sampang disibukkan dengan persiapan masing-masing fraksi dalam persiapan pilcabup. Sebab antara 11-17 Juni 2000, setiap fraksi sudah menyerahkan bacabup (bakal calon bupati) dan bacawabup ke panitia pilbup.
"Saya pikir saat ini masing-masing fraksi masih menyimpan calonnya menunggu saat penyerahan ke panitia pilbup. Kalau ada fraksi yang telah memunculkan nama (FTNI/Polri. Red), kemungkinan belum final. Figur itu sudah bisa dipastikan setelah fraksi menyerahkan pada panitia," ujar wakil rakyat dari PPP Sampang, ini.
Sedang FPP kata Hasan Asyari yang juga Sekretaris DPC PPP Sampang, akan memunculkan figur di luar partai politiknya. Calon akan diambilkan dari non partisan yang diperkirakan mempunyai kemampuan membawa Sampang ke depan lebih baik lagi.
"Sebenarnya PPP mempunyai kader yang bisa dijadikan cabup. Namun kami berpandangan seorang bupati bukan hanya milik partai tetapi untuk seluruh masyarakat Sampang. Bukan berarti kami takut kalah, sebab di Sampang tidak ada yang mempunyai suara mutlak. Sehingga semua fraksi mempunyai peluang, buktinya saya bisa jadi Ketua DPRD walau FPP mempunyai 12 kursi. Inilah politik segala kemungkinan bisa terjadi, tidak bisa dihitung dengan matematik," katanya beralasan. (kas)
|