back | |
Serambi MADURA |
https://zkarnain.tripod.com/ Internet Based Virtual Life-long Learning Environment for Maintaining Professional Vitality |
JATIM Jumat, 21 April 2000 |
Jawa Pos |
Pertamina Ancam Cabut Izin Penimbun Minyak
SAMPANG - Semakin langka dan melonjaknya harga eceran minyak tanah di pasaran, membuat UPPDN V (Unit Pemasaran Pertamina Dalam Negeri) Madura mengancam akan mencabut izin penimbun minyak tanah yang ketahuan. Penegasan ini disampaikan saat menerima rombongan Komisi B DPRD Sampang yang mempertanyakan soal kelangkaan dan melonjaknya harga minyak tanah dipasaran sampai mencapai Rp 1.000/liter, kemarin.Berdasarkan keterangan dari Kepala UPPDN V Madura Ir Kuncoro, sampai saat ini pihak Pertamina selalu konsisten mengedrop minyak tanah kepada agen-agen sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan. Harga yang dijual oleh Pertamina kepada agen Rp 280/liter, sedangkan dari agen kepada pangkalan Rp 313/liter. Salah seorang anggota Komisi B DPRD Sampang HM Sudjari kepada Radar mengatakan, permainan harga dan stok distribusi minyak tanah yang ada di pasaran kemungkinan besar dilakukan oleh para pangkalan dan pengecer. Sebab, berdasarkan pengakuan dari para agen, mereka selalu mengedrop minyak tanah kepada pangkalan-pangkalan sesuai dengan permintaan. "Saya kira, tindakan tegas berupa pencabutan izin atas pangkalan-pangkalan yang nakal merupakan keputusan yang harus didukung. Sebab, penimbunan minyak tanah yang selama ini terjadi sangat berdampak luas terhadap stabilitas sosial ekonomi masyarakat, khususnya bagi masyarakat kalangan bawah," jelasnya.Menurutnya, dalam waktu dekat ini pihak pertamina maupun para agen menyatakan kesanggupannya menormalkan kembali kelangkaan dan harga minyak tanah di pasaran, sesuai dengan harga yang ditetapkan. "Oleh karena itu, Komisi B mengusulkan kepada pihak-pihak terkait agar melakukan operasi pasar secara sinergis dan menyeluruh. Sampai stok dan harga minyak tanah dipasaran normal kembali," imbaunya. Sedangkan saat disinggung adanya praktek "kencing" yang dilakukan para sopir tangki, pihak pertamina secara jujur mengakui walaupun hal tersebut tidak bisa dibenarkan. Biasanya, yang sering "dikencingi" oleh para sopir ini adalah premium dan solar. Kenyataan ini, juga diakui dan dibenarkan oleh para agen yang sering kali mendapatkan kapasitas tangkinya berkurang 20 liter sampai 30 liter."Menurut pengakuan pihak pertamina, masalah ini pernah dibersihkan. Tetapi, para sopir mengancam akan mogok kerja. Saya kira, jalan komprominya adalah kesejahteraan para sopir ini harus lebih diperhatikan. Sehingga, praktek-praktek "kencing" seperti ini tidak terjadi lagi di masa-sama mendatang," imbuhnya. (fiq/jpnn) |