back | |
Serambi MADURA |
https://zkarnain.tripod.com/ Internet Based Virtual Life-long Learning Environment for Maintaining Professional Vitality |
Radar Madura Rabu, 22 Maret 2000 |
Jawa Pos |
Dari Pengajian "Tera' Bulan" Emha Ainun Nadjib
Pengajian Alternatif dalam Kemasan Musik Islami SAMPANG - Nampaknya, pengajian agama dalam balutan musik bernuansa Islami makin digandrungi oleh masyarakat. Kemarin (19/3), Forum Pemberdayaan Masyarakat "Terak Bulan" Sampang mengadakan malam pengajian akbar dan kajian ilmiah di halaman Monumen Adipura Sampang. Selain menghadirkan sejumlah tokoh yang memberikan orasi ilmiah, para penonton juga dihibur dengan musik sholawat binaan Emha Ainun Nadjib yaitu kelompok musik Hasta Nada Mojokerto. Acara yang dimulai pada pukul 20.00 WIB tersebut memang bertepatan dengan tanggal 14 dalam kalender Islam. "Acara pengajian ini memang rutin diadakan tepat pada malam purnama. Pertama kali pengajian seperti ini diadakan di Omben. Oleh karena kemudian banyak peminat yang ingin menikmati siraman ruhani sekaligus mendengar alunan musik Islami ini, akhirnya tempat pentasnya dialihkan ke monumen agar lebih terbuka," kata Ketua Umum FPM Terak Bulan M Unsi Adnan, SH kepada Radar Madura. Bila menyimak alunan musik dan tembang yang dilantunkan, hampir mirip dengan pentas musik yang diadakan Kyai Kanjeng Yogyakarta. Lagu hit Emha Ainun Nadjib seperti sholawat Nabi, tombo ati mengalun merdu dibarengi dengan suara gamelan yang kelihatan sangat rancak. Selain itu, lagu-lagu yang tidak asing di telinga masyarakat kita akhir-akhir ini seperti ya thoibah-nya Haddad Alwi ikut pula didendangkan. Pada acara inti, pengajian kali ini menampilkan dua pembicara yaitu Drs KH Mujahid Anshori dari anggota FPP DPRD I Jatim dan Yudhi Anggraito Sastrowardojo SH PG Dipl LS dari FH Unsuri Surabaya. Mujahid sebagai pembicara pertama banyak mengupas mengenai paradigma baru wakil rakyat di DPRD. "Anggota dewan sekarang berbeda dengan yang lalu. Mereka sekarang dituntut zaman untuk berkiprah aktif menyuarakan aspirasi rakyat. Dewan, diharapkan mampu mendengar getar nadi suara rakyat," ucap Mujahid.Disamping itu, Mujahid mengingatkan agar masyarakat juga ikut berpartisipasi aktif dalam mendorong terciptanya demokratisasi disemua lini. Dijelaskannya, masyarakat dapat mengajukan mosi tidak percaya kepada wakilnya di dewan, bila kinerja dewan tidak maksimal. Selain itu, dalam suksesi kepemimpinan Sampang mendatang, ia mengajak masyarakat untuk bersikap obyektif. "Pilihlah pemimpin yang bisa membawa Sampang pada perubahan yang lebih baik," jelasnya. Sedangkan, Yudhi Anggraito membawakan tema "Peranan Umat dalam Reformasi Kehidupan Bernegara". Menurut Yudhi, untuk waktu-waktu mendatang jabatan seorang bupati tidak lagi sama dengan pada masa ORBA. Sebab, seorang bupati yang tidak bisa memimpin dan melaksanakan tugasnya dengan baik, bisa diturunkan ditengah jalan oleh DPRD. "Jadi, menjadi seorang bupati dimasa mendatang, tantangannya sangat berat. Bupati mendatang, harus bisa menjadi pelayan masyarakat. Bukan justru, minta dilayani oleh masyarakat" jelasnya.Maka dari itu, lanjutnya, pengajian alternatif "terak bulan" seperti ini merupakan wahana yang cukup strategis dalam mengembangkan dan memberdayakan SDM masyarakat Sampang. "Masyarakat yang sudah berdaya, akan bisa mengerti dan memahami tentang hak-hak dan kewajibannya dalam berbangsa dan bernegara. Sehingga, diharapkan masyarakat bisa berperan aktif dalam mengisi dan mendukung pembangunan yang ada di Sampang," tegasnya. (fiq/sor) |