back | |
Serambi MADURA |
https://zkarnain.tripod.com/ Internet Based Virtual Life-long Learning Environment for Maintaining Professional Vitality |
Kamis 10 Februari 2000 |
Radar Madura |
Kawasan Pantai Pulau Sapudi Memprihatinkan
Puluhan Kuburan Hancur Akibat Terkikis Air SUMENEP - Kondisi tanah daratan di kawasan pinggir pantai di beberapa desa di Pulau Sapudi, cukup memprihatinkan. Itu akibat ulah segelintir anggota masyarakat yang secara ilegal melakukan pengambilan pasir dengan membabi buta. Akhirnya, tanah dipinggir pantai tergerus oleh air pasang dan ombak laut. Jika hal itu dibiarkan, Pulau Sapudi akan kian mengecil.Demikian ditegaskan Danramil Sapudi Lettu Inf. As'ari kepada Radar Madura ketika beberapa waktu lalu meninjau ke kawasan pinggir pantai di Desa Sokarammi Paseser dan Tarebung, Pulau Sapudi. Dia sangat menyayangkan sikap beberapa masyarakat yang terlalu ceroboh dan tidak memikirkan dampak yang bakal terjadi. ''Misalnya yang terjadi di Desa Sokarammi Paseser. Gara-gara pasirnya terus diambil, akhirnya air pasang dan ombak laut mengikis puluhan kuburan. Akibatnya, kerangka mayat di kuburan itu banyak yang tercecer di sana-sini. Ini kan sudah sangat memprihatinkan,'' kata As'ari sambil memperlihatkan tengkorak manusia yang jadi ''korban'' kecerobohan masyarakat. ''Coba bayangkan, bagaimana perasaan keluarga almarhum, yang kuburannya rusak total dan kerangka mayatnya tercecer itu, ngeri kan!," sambungnya dengan rasa prihatin. Oleh karena itu, pihaknya berjanji akan mengerahkan anak buahnya untuk memasang papan pengumuman di seluruh kawasan pinggir pantai Sapudi, yang berisi larangan mengambil pasir bagi siapa saja, apalagi diperjualbelikan, di lokasi-lokasi yang dinilai rawan terjadi pengikisan. "Untuk itu, kami mohon adanya kerjasama lintas sektoral, baik ulama, umara, tokoh masyarakat, generasi muda maupun ormas atau LSM, untuk secara bersama-sama melakukan tindakan preventif. Jangan sampai hal seperti itu terulang kembali," kata As'ari dengan penuh harap. "Kami yakin kok, tanpa adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, tidak mungkin rencana mulia ini bisa terlaksana dengan baik," imbuhnya. Menyinggung kemungkinan terjadinya pengambilan pasir lagi oleh masyarakat, dirinya berjanji akan menindak tegas. ''Akan kami tindak tegas mereka. Biar mereka tidak mengulangi lagi perbuatannya yang merugikan orang lain itu," kata As'ari. ''Semua yang kita lakukan ini adalah semata-mata demi kepentingan masyarakat," tambahnya. Sementara itu, masyarakat yang melakukan pengambilan dan memperjualbelikan pasir itu, memberikan alasan yang beraneka ragam. Misalnya, ada yang mengaku itu tanah leluhurnya, hak milik, kepentingan ekonomi semata. "Saya mengambil dan menjual pasir ini karena memang tanah itu milik kami," aku Su'ud, warga Desa Sokarammi Pasisir, sambil menunjuk ke arah lokasi tanah tersebut. (sul) |