back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Virtual Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Selasa
01 Februari 2000
Radar Madura


Keturunan Panembahan Somala Tolak Intervensi Bupati
Juga, Desak Pembubaran Yayasan Panembahan Somala

SUMENEP - Para ahli waris atau keturunan Penembahan Somala Sumenep yang terhimpun dalam Forum Komunikasi Generasi Muda Famili Sumenep (Forsi Gemas) mempertanyakan keberadaan Yayasan Panembahan Somala yang dinilai tak aspiratif. Mereka tidak menghendaki adanya campur tangan bupati atau pejabat pemerintah lainnya dalam pengelolaan aset peninggalan Panembahan Somala. Selain itu, mereka juga mendesak bupati Sumenep untuk membubarkan Yayasan Penembahan Sumolo. ''Kami ingin mengelola sendiri aset peninggalan leluhur kami. Secara historis tidak bisa dipisahkan dengan peninggalan leluhur, karena adanya ikatan darah, bukan ikatan bisnis atau ikatan birokrasi,'' ujar RB Asiruddin AM.

Menurutnya, keberadaan Yayasan Panembahan Somala selama 16 tahun (1984-2000), dalam mengurus peninggalan leluhur, tidak berorientasi kepada kepentingan famili, tetapi berorientasi kepada bupati. ''Padahal, bupati kan tidak punya hubungan historis dan ikatan darah,'' tambah Asiruddin bersemangat.

Bahkan, Asiruddin menduga kuat adanya konspirasi antara Bupati Sumenep dengan (pengurus) yayasan. ''Manajemen yayasan pun tidak transparan, dan tidak ada pertanggungjawaban pengurus kepada famili atau keturunan Panembahan Sumolo," tambah RB. Hariyanto yang ikut mendampingi Asiruddin.

''Misalnya, tentang penjualan cato (tanah pecaton, Red) di Asta Desa Pamolokan, Bangkal, Kebunan, cato Asta di jalan lingkar dan terminal baru. Uang hasil penjualan diperuntukkan untuk apa, kok nggak jelas sama sekali,'' tuturnya bertanya-tanya. "Nah...itu tak pernah dipertanggungjawabkan kepada ahli waris Panembahan Somala secara transparan, tetapi hanya cukup diketahui oleh pengurus yayasan, ini kan sudah nggak betul,'' tegasnya.

Sementara itu, menurut RB Abdurrahman SE, dibentuknya Forsi Gemas untuk menjembatani dan membantu penyelesaian seputar aset peninggalan lelehurnya. Yang sangat disayangkan, adanya intervensi oleh bupati terhadap yayasan. Padahal, bupati Sumenep sama sekali tak memiliki ikatan darah dan sejarah. ''Ini apa-apaan, dia (bupati Sumenep, Red) kan tak punya hubungan historis,'' tutur RB Abdurahman SE kepada Radar Madura.

''Karena itu, kalau yayasan itu tetap dipertahankan, kami dari Forsi Gemas akan melakukan mosi tidak percaya terhadap Yayasan Panembahan Somala yang sudah terkooptasi oleh kekuasaan,'' imbuh Mamang, sapaan akrabnya.

Adanya sikap hegemoni pengurus yayasan tersebut, dampaknya sangat dirasakan, sehingga memunculkan kesenjangan kepentingan yayasan di satu sisi dan kepentingan leluhur di sisi lainnya. ''Kami sebagai generasi penerus leluhur serta demi kepentingan amal jariyah leluhur kepada umat, merasa ikut bertanggung jawab. Karena itu, kami tergerak untuk membenahi pengelolaan aset peninggalan Panembahan Somala,'' tambah RB. Imir Faizal (sul)