Madura Provinsi Jangan Buru-buru
Sumenep, Surya
Madura akan jadi provinsi atau tidak sepenuhnya terggantung masyarakat Madura senddiri. Namun, keinginan Madura provinsi jangan terburu-buru, karena diperlukan kajian khusus.
Gubernur Jatim, Imam Utoyo, mengatakan itu saat menjawab peserta Sarasehan Terpadu Menuju Masyarakat Madura yang Madani di Pondok Pesantren Al Amien Prenduan, Sumenep, belum lama ini. "Jadi kalau kami ditanya setuju atau tidak Madura jadi provinsi, kami serahkkan kepada masyarakat Madura. Silakan masyarakat yang menentukan," ujar Imam Utomo.
Sarasehan itu dihadiri Bupati Sumenep, H Soekarno Marsaid, Bupati Pamekasan, H Dwiatmo Hadiyanto, Bupati Bangklan, M Fatah, dan ketua-ketua DPRD di Madura, serta sejumlah ulama Bassra.
Imam Utomo menyarankan, yang perlu diutamakan sekarang bukan segera terbentuknya Madura provinsi, melainkan kesiapan masyarakat Madura melaksanakan otonomi daerah. Setelah itu baru kemudian dikemudian dibahas bagaimana Madura provinsi.
Yang kini perlu dikaji, lanjutnya, bagaimana memberdayakan masyarakat Madura lebih baik, khususnya mempersyaratkan keuangannya. Jika perimbangan keuangan diberlakukan 75 persen untuk daerah tingkat II dan 25 persen untuk pusat, maka Madura provinsi dalam singkat terealisasi.
Namun, jika perimbangan keuangan dana masih seperti sekarang, yakni antara 30-40 persen untuk daerah tingkat II dan sisanya ke pusat, ini yang menjadi kendala.
"Ingat, kemampuan kabupaten untuk membiayai provinsi baru dengan menggunakan sistem perimbangan seperti sekarang sangat berat. Karena dibutuhkan dana yang tidak sedikit, termasuk penyediaan perangkatnya," tandas Gubernur, yang tidak mengetahui berapa dana yang dibutuhkan untuk sebuah provnsi baru.
Gubernur menjelaskan, peraturan pemerintah yang kini tengah digodok di pusat, yakni perimbangan keuangan untuk daerah tidak mutlak 75 persen, namun ada sedikit kenaikan. "Kami tengah memperjuangkan bagaimana perimbangan bisa naik, antara 50-60 persen untuk daerah," ujarnya.
Menyinggung selama ini Jatim dianggap meninggalkan Madura, karena kemampuan PAD kabupaten di Madura rendah, gubernur mengatakan anggapan itu tidak benar. Karena potensi paling jelek PAD di Jawa Timur saat ini adalah Pacitan, Trenggalek, dan Ponorogo.
"Memang, sebagian orang mengatakan Madura ketinggalan. Tapi, tidak berarti ditinggalkan Jatim. Sebab jika ada bantuan bawah yang diplot tingkat I, umumnya ke Madura. Jadi setiap tahun untuk daerah bawah seperti Madura, Pacitan, Trenggalek, dan Ponorogo ada tambahan dana," papar Imam. (sin)
|