Seniman Bangkalan Keluhkan Pemda Kurang Perhatian
Bangkalan - Surabaya Post
Para seniman Bangkalan menyayangkan kurangnya perhatian Pemda terhadap hasil karya seni yang cukup produktif. Setiap akan menggelar pameran atau festival, mereka kurang mendapat dukungan dari Pemda sehingga sulit untuk berkembang.
"Para seniman di Bangkalan itu mengeluh, karena Pemda rupanya kurang tertarik dengan seni. Padahal para seniman di ujung barat Madura ini cukup potensial dengan hasil karya seninya yang beragam," kata Soenarto R., mewakili para seniman Bangkalan, Selasa (13/7).
Dia mencontohkan festival hadrah se-Bangkalan di Masjid Agung yang berlangsung selama dua hari (8-9 Juli 1999). Dalam festival yang diikuti 20 peserta (kelompok Ishari dan bebas) dari 18 kecamatan itu panitia sempat kelabakan masalah dana.
"Padahal selain menghidupkan kembali pergelaran seni hadrah di Bangkalan yang sempat macet, festival ini juga bertujuan untuk mempertemukan ulama dan umara setelah pemilu usai. Dan mengandung unsur hiburan," jelasnya.
Namun acara yang cukup meriah itu mengecewakan panitia, peserta, termasuk beberapa ulama dan tokoh masyarakat yang hadir. Sebab Bupati Bangkalan, Moh. Fatah, yang sebelumnya berjanji akan membuka festival ini ternyata tidak hadir.
Belum lagi soal minimnya sumbangan dana dari Pemda. Masih untung panitia mendapat dukungan dari Ketua Yannas (Yayasan An-Nashiriyah), H Moh. Nasir, yang getol terhadap seni hadrah. Juga dari Ishari, Ikamra, Remas, Madrasah Nurul Huda, dan FKSB (Forum Komunikasi Seniman Bangkalan).
"Ini menjadi cerminan Pemda kurang punya perhatian pada seni. Padahal kami para seniman selalu siap untuk menampilkan karya seni apa saja. Namun tanpa dukungan Pemda terutama dalam menyiapkan dana untuk pergelaran, tidak mungkin kami bisa berkembang," ujarnya.
H Moh. Nasir, salah seorang pemerhati seni berharap Pemda Bangkalan lebih peduli pada berkembangnya karya seni. "Sebab tanpa dukungan dari Pemda, mereka tidak bisa mengaktualisasikan hasil karya seni dengan baik," katanya. (kas)
|