Gelar Wicara Pria Beristri Empat
Kalau Hamil Semua? Ya Ndak Apa-apa
Surabaya - Surabaya Post
Gelar wicara (talk show) bertema "Wanita Dimadu, Selingkuh, dan Seks dalam Persepsi Islam" yang digelar di Hotel Mirama, Jumat (15/9), seolah menjadi ajang "penghakiman" bagi Syamsuddin (20), laki-laki asal Kecamatan Konang, Bangkalan, yang sekarang menjadi bintang gara-gara menikahi empat wanita sekaligus. Itu setelah anak kiai yang menjadi salah satu pembicara dalam gelar wicara mengurai pengalamannya kepada peserta.
"Punya empat istri itu sudah obsesi saya sejak kecil. Punya istri segitu masih sedikit. Bapak saya saja kawin dengan 27 wanita," katanya dalam bahasa Indonesia beraksen Madura.
Menurut pengakuannya, sebagai suami dia sudah berbuat adil pada ke empat istrinya. Adil membagi nafkah lahir dan batin.
"Jika sehari tidur sama istri satunya, istri yang lain dijatah sehari juga. Jika satu dikasih uang belanja Rp 1.000 yang lainnya juga terima Rp 1.000," kata Syamsuddin mengilustrasikan keadilan yang diterapkan pada istrinya Trisma, Martuha, Ani, dan istri terakhirnya Mahmudah yang baru saja lulus SD.
Penuturan Syamsuddin tak urung membuat KHA Musta'in Syafii, ahli tafsir fiqih dan hafidz Al Quran 30 juz yang menjadi pembicara, ikut berkomentar. Menurut dia, perkawinan yang dilakukan Syamsuddin lebih sebagai tindakan yang mementingkan kepuasan duniawi (hedonis), kurang berpikir ke depan.
Dia lantas bertanya pada Syamsuddin yang saat itu duduk diapit keempat istrinya yang semuanya berjilbab; Apakah pernah terpikir bagaimana nanti jika keempat istrinya hamil semua?
Syamsuddin yang berada di sebelahnya dengan enteng menjawab: "Ya, nggak apa-apa," katanya disambut ger peserta.
Ketika ditanya apakah dirinya siap memberikan nafkah lahir pada istri dan keempat anaknya padahal dirinya hingga saat ini belum bekerja, barulah Syamsuddin "KO".
Kepada peserta, Musta'in menjelaskan, perkawinan adalah ibadah, bukan sebagai ajang pelampiasan seks belaka. Karena itu menikah tak bisa dilakukan sembarangan, perlu hati-hati karena tanggung jawab dan konsekuensinya berat.
Khusus untuk poligami yang dilakukan Syamsuddin, Musta'in mengatakan bahwa poligami dalam ajaran Islam dibolehkan. Asalkan suami bisa berbuat adil dan istrinya ikhlas, mau dimadu. Namun diakui tak semua wanita menerima dirinya dimadu. Selain itu mendapatkan suami yang bisa berbuat adil itu sulit. Sebab keadilan adalah urusan perasaan, tak ada parameternya.
"Jujur saja, jangankan Syamsuddin, kiai ndhekik pun susah kok berbuat adil," katanya.
Sedangkan dari sisi hukum negara, perkawinan yang dilakukan Syamsuddin tidak sah. Sebab negara hanya mengakui perkawinan yang dicatatkan di KUA, bukan kawin siri. Karena tak ada kepastian hukumnya itulah kelak jika terjadi masalah sulit meminta tanggung jawab pada Syamsuddin.
Emilia Contessa
Sementara itu Emilia Contessa, artis yang pernah kawin cerai lebih banyak menuturkan pengalaman pribadinya yang pernah bercerai. Menurut pemyanyi asal Banyuwangi ini, saat memutuskan untuk menikah dia berpikir akan mencari surga. Tapi kenyataannya yang didapat neraka.
"Karena itulah saya memilih cerai. Gimana lagi, sudah mentok penyelesaiannya," katanya tanpa mau menjelaskan alasan yang membuatnya mengambil keputusan cerai.
Soal pendapatnya tentang poligami dengan tangkas ibu rapper wanita Denada ini mengatakan, dirinya tak mau dimadu. "Daripada dimadu mending cerai saja," katanya.
Sementara dr Moeslan Saradhawarni, Dirut Klinik Harmoni Keluarga mengatakan, perkawinan adalah sarana tepat dan aman untuk pemenuhan kebutuhan seks, bukan dengan lewat seks bebas. (tis)
|