back | |
Serambi MADURA |
https://zkarnain.tripod.com/ Internet Based Life-long Learning Environment for Maintaining Professional Vitality |
Jatim Minggu, 06 Agustus 00 |
Jawa Pos |
Penderita Kusta Jawa Timur Terbanyak
SURABAYA - Jumlah penderita penyakit kusta di Jawa Timur hingga pertengahan 2000 ini, masih menduduki peringkat pertama dari seluruh propinsi di Indonesia. Berdasarkan catatan yang ada di Kanwil Depkes Jawa Timur, sampai dengan Desember 1999, ditemukan sekitar 6.537 penderita kusta. Dari jumlah tersebut, 85 persennya atau sekitar 5.589 orang terkena penyakit kusta basah. Sedangkan sisanya, 948 orang terkena penyakit kusta kering. ''Sehingga, di Jawa Timur ini tiap 10.000 jumlah penduduk akan ditemukan 2 orang yang terkena penyakit kusta," kata Kasi tugas Pembantuan yang menangani masalah Pencegahan Penyakit Menular dr IGD Arya Sidemen MPH SE. Angka tersebut, lanjut Arya, bukanlah nilai yang ideal, yang menunjukkan bahwa suatu daerah sudah terbebas dari cengkeraman penyakit rakyat ini. Karena berdasarkan aturan yang ada, nilai idealnya adalah 1:10.000. Artinya, tiap 10.000 penduduk hanya ditemukan satu orang yang terkena penyakit kusta.Jumlah penderita penyakit kusta di Jawa Timur sendiri hampir 90 persennya dijumpai pada usia lebih dari 14 tahun. Dijelaskan oleh Arya, dari 37 daerah kabupaten dan kota yang ada di Jawa Timur, Kabupaten Sampang menduduki peringkat pertama, dengan jumlah angka kesakitan yang mencapai 6,6 persen. Kemudian diikuti Jember, Pasuruan, Probolinggi, dan Sumenep. ''Dari sini kita bisa melihat bahwa penyakit kusta ini banyak ditemukan di daerah tapal kuda," jelas dokter lulusan Universitas Brawijaya ini. Kanwil Depkes Jatim sudah berupaya menurunkan jumlah penderita kusta ini. Salah satunya adalah dengan melaksanakan program eliminasi kusta. Ditargetkan pada tahun 2003 nanti, Jatim sudah berhasil memenuhinya. Selain itu, dilakukan juga program survei, yang tujuannya untuk mencari dan menemukan kasus kusta sebanyak mungkin di tengah masyarakat. Sehingga, proses pengobatannya dapat segara mungkin dilakukan. ''Ditambah lagi, kita melakukan kampanye dan juga mencegah terjadinya kecacatan. Semua ini kita dahului dengan mengubah terlebih dahulu opini masyarakat yang menganggap kusta adalah penyakit kutukan," kata Arya.Penyakit kusta ini, jelas Arya, disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae. Kuman ini ciri khasnya apabila menyerang manusia tidak menimbulkan hal-hal yang fatal, tetapi susah mati. Kuman ini pada awalnya masuk ke rongga hidung. Di dalam rongga hidung ini, mereka berkembang biak. Sehingga apabila orang yang sudah dimasuki kuman ini apabila bersin ataupun batuk akan menyebar ke mana-mana. ''Meskipun demikian, kuman ini tidak semuanya dapat hidup dalam tubuh kita. Semuanya bergantung pada kondisi tubuh kita ini sehat atau tidak," kata Arya.''Kuman penyebab kusta ini biasanya hidup di bagian tubuh yang dingin. Seperti di cuping telinga, rongga hidung ataupun di saraf-saraf tepi," jelas lelaki asal Bali ini. Lebih lanjut, Arya mengutarakan tingginya jumlah penderita kusta sangat berkait erat dengan rendahnya tingkat sosial ekonomi masyarakat. Masyarakat yang masuk dalam kategori ini biasanya memiliki ciri khas kurang berpendidikan, tinggal di perkampungan yang padat dan kumuh, serta jauh dari pelayanan kesehatan. (gun)
|