Ratusan massa dari Desa Labuan, Kec. Sreseh, Kab. Sampang, membantai secara beramai-ramai Jaludin, warga Desa Kalangan Trao, Kec. Jrengik, yang diamankan di kantor Mapolsek Sreseh. Massa juga merusak bagian depan kantor polisi itu karena menahan lima warga yang diduga ikut menghakimi Jaludin.
Kejadian Rabu (20/1) kemarin itu membuat suasana di hari Lebaran kedua di sepanjang pantai Kec. Sreseh jadi mencekam. Pasukan gabungan dari Polres dan Kodim Sampang pun disiagakan di Polsek Sreseh untuk menghalau massa yang marah. Namun, Kamis pagi tadi, suasana Sreseh sudah normal kembali.
Informasi yang diterima Surabaya Post pagi tadi, menyebutkan massa mengejar Jaludin yang diduga sering mencuri beberapa mesin perahu milik nelayan Desa Labuhan. Jaludin minta perlindungan ke Koramil setempat. Namun massa tetap mengejar, lebih-lebih ketika Jaludin diserahkan ke Mapolsek.
Massa pun minta polisi menyerahkannya. Anggota Polsek yang berjumlah sedikit tidak dapat mengatasi desakan.
Mengetahui massa beringas, Jaludin yang diamankan di kamar tahanan berusaha lari dengan menjebol plafon. Namun naas dia terjatuh dari genting, dan dihakimi massa yang sudah mengelilingi Mapolsek.
Petugas Polsek kemudian menahan lima warga yang bertindak main hakim sendiri. Warga yang bertambah banyak gabungan dari beberapa desa sekitarnya menjelang tengah hari, berbondong-bondong akan membakar Polsek dan perkantoran lainnya. Namun petugas gabungan dari Sampang tiba di Mapolsek. Melihat gelagat buruk itu, beberapa tokoh masyarakat Sreseh, di antaranya KH Nawawi, datang ke Mapolsek untuk berunding dengan aparat keamanan dan menenangkan massa.
Massa akhirnya dapat diredam dan pulang ke rumah masing-masing setelah dijanjikan lima rekan mereka yang sudah dibawa ke Mapolres Sampang akan dilepas kembali. Namun massa sudah sempat merusak bagian depan kantor Mapolsek Sreseh, termasuk prasarana lainnya seperti pesawat telepon. "Alhamdulillah, massa bisa dikendalikan sehingga peristiwa yang lebih parah tidak sampai terjadi", kata Kiai Nawawi. (kas)