back | |
Serambi MADURA |
PadepokanVirtual Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment |
Jumat 16 April 1999 |
Jawa Pos |
Surabaya, JP.-
Warga Pulau Madura segera bisa menikmati listrik lagi setelah sekian lama gelap gulita. Sebab, PLN Distribusi Jatim menjamin, 28 April mendatang, listrik di Pulau Garam itu sudah menyala dengan normal lagi. Kemarin, kabel bawah laut yang terputus itu mulai disambung.
Yang disambung lebih dahulu adalah sirkit dua yang menghubungkan Jawa - Madura. Delapan tim ahli asal Inggris yang didatangkan PLN melalui PT Balfour Beatty Sakti (BBS), Jakarta, telah berhasil mengangkat kabel tersebut dari kedalaman 24 meter di bawah laut. Mereka akan menyambung kembali kabel yang rusak sepanjang 105 meter.
Sebab, kabel yang diduga kena jangkar MV Kota Indah, Jumat pukul 13.13 pada 19 Februari lalu itu, sebagian mengalami kerusakan, sehingga terpaksa harus dipotong. Tadi pagi tim kami sudah mulai menyambung kabel sirkit dua di dekat Gresik. Setelah itu disambung ujungnya di dekat Kamal, kata General Manager PT BBS Ir Budi Santoso M.Sc kepada Jawa Pos kemarin.
Semula diperkirakan kabel tersebut baru bisa disambung dalam waktu setengah tahun. Tapi berkat kemampuan Dinas Penyelaman Bawah Air (Dislambair) Armatim yang mencari lokasi putusnya kabel tersebut bulan lalu, akhirnya perbaikannya pun lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Menurut Budi Santoso, setelah kabel sirkit dua itu selesai, selanjutnya tim ini akan menyambung sirkit satu yang putus lebih dulu. Dengan demikian, kabel cadangan yang sudah lama putus itu pun akan disambung, sehingga kemungkinan terjadinya padam total seperti sekarang sangat kecil.
Di Jakarta, Kepala PLN Distribusi Jatim Ir Hizban Achmad menjamin listrik Madura normal kembali pada 28 April mendatang. Itu perhitungan program kami. Pengerjaan penyambungannya sendiri sudah dimulai sejak 14 April lalu, dan diharapkan selesai pada 28 April, ujar pimpinan Hizban Achmad.
Biaya penyambungan itu sendiri mencapai Rp 157 miliar, dengan rincian Rp 55 miliar di antaranya untuk ongkos penyambungan, dan Rp 29 miliar untuk material. Sisanya, ongkos sewa disel untuk menerangi Madura selama kabel itu dalam perbaikan. Sekitar Rp 150 miliar bisa diklaim pada perusahan kapal yang menabrak, tuturnya.
Jika selama ini PLN belum dapat memperkirakan selesainya penyambungan, menurut Hizban, lantaran secara teknis memang ada kendala mekanik yakni dalam hal penyediaan kabel dan kapal pengapung perbaikan. Kini, semua itu sudah ada. Penyambungannya sendiri, satu kabel memerlukan waktu dua pekan. Dengan satu kabel, listrik Madura sudah dapat menyala lagi sambil menunggu satu kabel lainnya diperbaiki, katanya.
Tetapi, menurut Hizban, dalam jangka panjang penyaluran listrik ke Madura sebaiknya dilakukan dengan realisasi jembatan Suramadu. Jika itu tercipta, maka lebih efisien dalam hal penyaluran maupun perawatan.
Kebutuhan listrik Madura selama ini sekitar 45 mega watt (MW). Selama perbaikan, PLN sudah memasok listrik melalui disel. Disel darurat, misalnya, tersebar 22 unit di instalasi vital berkekuatan total 5 MW. Kemudian, disel sewa; PT Sumberdaya Sewatama di Sumenep (10 MW), PLTD Apung PJB I (10 MW), PT Kaltimex di Bangkalan (5 MW), UD Mandiri (2,8 MW dan PT Kera Sakti (2 MW).
Dalam jangka menengah, menurut Hizban, PLN akan memindahkan PLTG Gresik berkekuatan 2 x 20 MW yang letaknya di Gili Timur, dekat Bangkalan. Itu masih dalam tahap pembebasan tanah, katanya.
Menyinggung tentang kebutuhan PLN menjelang pemilu, Hizban menyarankan, untuk acara di luar menggunakan gen set. Karena, dalam masa perbaikan, bukan tidak mungkin PLN masih mengalami gangguan. Jika suatu acara parpol tertentu menyala, sedangkan di kampung lain ada acara parpol aliran PLN-nya mengalami gangguan, nanti dikira PLN menyabot. Untuk itu, pakai genset saja lebih aman. Di Jatim, khususnya Madura, saya akan melakukan pembicaraan soal ini dengan semua unsur parpol, katanya. (din/bik)