Penentang dan Pendukung Fadhilah Siaga
Sampang - Surabaya Post
Kota Sampang Rabu (6/9) siang tadi semakin mencekam. Kelompok pendukung Fadhilah Budiono -- yang dua hari lalu berdemo -- kini berkonsentrasi di pendapa kabupaten. Sedangkan kelompok penentang Fadhilah berkonsentrasi di kawasan Tugu Kota sekitar Jl. Trunojoyo.
Kelompok pendukung Fadhilah yang memakai ikat kepala warna putih dengan sajam di pinggang bersama-sama aparat menjaga pendapa yang Kamis besok akan ditempati untuk acara pelantikan Bupati Sampang. Untuk mengantisipasi serbuan kelompok penentang Fadhilah, aparat juga menyiagakan kendaraan water cannon di depan pendapa.
Siang tadi semua kantor pemerintahan dan pertokoan di jalan utama Kota Sampang juga tutup. Warga kota waswas sebab sangat terbuka kemungkinan terjadinya bentrok antara massa pendukung dan yang menentang Fadhilah.
Ketegangan sesungguhnya sudah dirasakan warga sejak semalam menyusul beredarnya informasi demo tandingan. Petugas keamanan langsung diterjunkan di sudut-sudut kota dan memagar betis pendapa kabupaten guna melindungi Bupati Sampang terpilih Fadhilah Budiono bersama keluarganya dari ancaman.
Satu peleton Brimob dari Polwil Madura sekitar 21.00 tiba di pendapa kabupaten. Begitu pula satu peleton Dalmas dari Polres Sampang disiagakan di rumah dinas bupati ini. Belum termasuk pendukung Fadhilah dari kalangan sipil.
Namun hingga tengah malam massa yang dikabarkan diangkut 10 truk itu ternyata tidak datang. Meski demikian petugas yang siap dengan senjata di tangan tetap berjaga-jaga di pendapa. Sedang simpatisan sipil pulang.
Kapolres Sampang Superintendent Drs Endaryoko SH mengatakan, petugas keamanan tetap disiagakan penuh hingga pelantikan bupati yang dijadwalkan berlangsung Kamis (7/9) besok. Malah petugas dari kepolisian akan dilipatkan dengan bantuan dari Polres di Madura dan Polda Jatim. "Petugas tetap disiagakan untuk mengantisipasi segala kemungkinan," katanya semalam.
Informasi yang diterima Surabaya Post, massa yang akan melakukan demo tandingan dikabarkan ada yang datang dari Kota Surabaya. Massa sejak kemarin sudah mulai memasuki Kota Sampang dari berbagai desa.
Isu demo tandingan dari kelompok penentang Fadhilah itu sudah beredar sejak kemarin siang. Karena itu Fadhilah Budiono, yang sedang ringkes-ringkes di ruang kerjanya Kantor Pemkab Sampang, mendapat banyak pertanyaan dari koleganya tentang isu itu. "Tidak ada apa-apa. Kalau kemarin betul," kata Fadhilah melalui HP-nya.
Dia mengatakan, keberadaannya di ruangan kerja itu untuk membenahi barang-barangnya yang saat demo Senin lalu sempat dimasuki massa. "Saya sekarang bukan bupati. Saya masuk ruangan ini untuk membenahi barang saya yang dimasukkan kardus oleh staf saya saat aksi demo kemarin," katanya.
Dikatakan, Selasa pagi hari dia bersama staf pemkab membersihkan halaman kantor yang kotor saat ada aksi massa. Sedang kehadiran fisik dirinya di Sampang, lanjut dia, atas permintaan Gubernur Jatim Imam Utomo untuk menetralisasi keadaan bila terjadi sesuatu di Sampang, seperti yang dia lakukan Senin malam. Dia bisa membujuk massa yang memasang tenda agar pulang ke rumahnya.
"Saya ada di Sampang, walau belum dilantik menjadi bupati, untuk menjaga massa agar tidak datang lagi ke Kota Sampang. Juga untuk melayani masyarakat yang masih membutuhkan pelayanan saya," katanya.
Beras 700 Ton
Sementara itu, Fadhilah Budiono saat ini sedang menghadapi tuduhan penyelewengan beras operasi khusus 700 ton. "Sedang dua gugatan lain, seperti keabsahan suara anggota DPRD, Chalid Imam (FPP), dan status Fadhilah di kepolisian, sudah selesai," kata Gubernur Jatim Imam Utomo, di Grahadi, Selasa (5/9), berkaitan dengan turunnya SK pengesahan Bupati Sampang Fadhilah Budiono dari Mendagri.
Imam Utomo menjelaskan, untuk kasus beras operasi khusus itu Mendagri menyarankan tetap diproses hukum. Karena itu Pomdam diminta tetap melanjutkan pemeriksaan saksi-saksi dan Fadhilah Budiono. "Bila nanti terbukti Fadhilah bersalah, maka harus dicopot dari jabatannya," ujarnya.
Untuk dua tuduhan lainnya, seperti keabsahan suara anggota FPP, Chalid Imam, dalam pemilihan bupati dianggap sah karena sudah disepakati dalam tata tertib DPRD setempat. "Chalid ditetapkan mempunyai hak suara sesuai keputusan anggota dewan saat mengesahkan tata tertib pemilihan bupati," ujarnya.
Pertimbangan lain, kebiasaan pergantian antar-waktu di DPRD Sampang karena alasan mengundurkan diri tidak mempunyai hak ketika penggantinya dilantik, sehingga kursi tidak dibiarkan kosong, walaupun dalam surat pemberhentian Chalid Imam disebutkan berlaku sejak ditandatanganinya surat itu.
Sementara status Fadhilah Budiono di kepolisian, menurut penjelasan Polda Jatim, pengajuan pensiunnya sudah turun sehingga dia sekarang tidak aktif lagi sebagai polisi. "Dengan status pensiun itu, maka dia memenuhi syarat dalam pemilihan bupati," katanya.
Karena SK Mendagri sudah turun, maka Gubernur Jatim akan melantik Fadhilah, Kamis besok. Disinggung tentang rencana aksi demonstrasi menggagalkan pelantikan itu, Gubernur meminta jangan dilakukan. "Semua pihak harus menghargai dan menunggu proses hukum," katanya. (kas, sgp)
|