Diduga Ulah Spekulan, Harga Tembakau Madura Jatuh
Pamekasan - Surabaya Post
Petani tembakau Madura kecewa dengan harga tembakau tahun jatuh hingga 50% dibanding tahun lalu. Disinyalir anjloknya harga tembakau karena para pemilik gudang tidak mau membeli langsung pada petani tetapi melalui perantara atau bandol.
Harga tembakau Madura di pasaran pada musim panen sekarang berkisar Rp 15.000/kg. Padahal tahun lalu pada awal musim panen harga tembakau antara Rp 25.000-Rp 30.000/kg, bahkan mencapai Rp 40.000/kg untuk tembakau gunung.
"Petani tembakau sekarang mengeluh dengan harga yang jauh lebih kecil dari tahun lalu. Padahal kualitas barang bagus, karena panen sekarang seperti tahun lalu tidak ada gangguan cuaca," kata Senori, salah satu petani tembakau.
Para petani menengarai jatuhnya harga tembakau disebabkan ulah pemilik gudang tembakau. Dia menyediakan dana bagi pengusaha atau bandol, untuk mencari tembakau dengan harga murah.
"Petani yang telah panen lebih awal terpaksa menjual pada perantara dengan harga miring. Sebab mau dimasukkan ke gudang tidak diterima," keluhnya.
Bagi petani harga tembakau tahun ini benar-benar diluar dugaan. Bila tahun lalu bisa mendapatkan keuntungan besar saat panen, sekarang harganya kecil tidak sebanding.
"Karena petani masih dibebani biaya pembelian pupuk, ongkos pekerja. Hasil yang diperoleh sepertinya tidak nyucuk dengan biaya yang dikeluarkan. Kami berharap Bapak-bapak di pemda dan DPRD segera mengambil sikap dengan kondisi ini," harap petani lainnya.
Bisa jadi keengganan lain untuk membeli tembakau Madura --selama Agustus 2000-- karena mulai marak pengiriman tembakau Jawa ke Madura. Tembakau Jawa itu didatangkan pengusaha tembakau Madura, untuk dimasukkan ke pabrikan.
"Dengan adanya tembakau Jawa, sudah jelas tembakau Madura akan jatuh harganya. Karena dikira tembakau Madura sama kelasnya dengan tembakau yang dikirim dari Jawa dengan mutu lebih jelek. Apalagi dengan dicampur, sehingga pabrikan membeli tembakau Madura dengan harga rendah," kata petani.
Makanya petani tembakau terutama asal Camplong, Sampang, sering melakukan sweeping terhadap truk-truk yang diperkirakan mengirim tembakau Jawa. Sudah dua kali petani tembakau Camplong menghadang pengiriman tembakau Jawa. Malah terakhir dua hari lalu 70 truk tembakau Jawa yang akan dikirim ke Madura terhadang di Tanjung Perak, Surabaya.
Padahal sebelumnya sudah ada kesepakatan antara petani, penguasaha, pemilik gudang dengan pemda dan dewan, untuk membeli langsung tembakau dari petani tanpa melalui broker.
"Bila ini benar terjadi, berarti petani di pihak yang dirugikan. Sebab dalam kesepakatan, gudang akan membeli langsung pada petani," kata Ketua Komisi C DPRD Pamekasan, Drs Ach. Djuwito.
Dikatakan dalam waktu segera mungkin DPRD melalui Komisi akan mengecek keresahan petani tembakau ini. Dewan bersama Pemda telah berupaya untuk membendung ulah spekulan dengan tujuan agar petani tidak selalu dirugikan. (kas)
|