Gabung Tradisi Tahunan Kerapan Sapi PAMEKASAN - Aktivis LSM Madura dari Lembaga Pusat Penelitian dan Pembangunan Madura (LP3M), Drs Suroso, M.B.A., punya pengamatan menarik terhadap Acara Sepekan Seni Budaya Madura dan Semalam di Madura yang di selenggarakan oleh Dewan Kesenian Bangkalan (DKB), PT Soka Abadi, dan Radar Madura akhir Juli nanti. Dia menilai acara itu bisa menjadi acara tahunan yang digabung dengan tradisi Kerapan Sapi secara bergilir empat kabupaten di Madura. Suroso beralasan, penggabungan acara pekan budaya Madura dengan tradisi Kerapan Sapi tiap tahun itu bisa menampakkan kebesaran seni budaya Madura. "Misalnya, selama sepekan acara pementasan dan pameran seni budaya. Bagian Penutup acara Semalam di Madura yang dilanjutkan dengan Kerapan Sapi se Madura," ujar Suroso. Dikatakan, Tradisi Kerapan Sapi di Madura telah menjadi tradisi pada empat pemerintahan kabupaten di Madura serta didukung penuh oleh masyarakat. Kata Suroso, acara Sepekan Budaya Madura dan Semalam di Madura dijadwal bersamaan tradisi Kerapan Sapi memiliki dampak positif untuk pengembangan nilai budaya Madura. Suroso juga berharap panitia bisa mengkemas acara ini dengan pentas seni budaya asli tiap empat kabupaten Madura yang bisa dilanjutkan dengan kajian untuk menggali seni budaya Madura yang bisa melahirkan dewan kesenian di empat kabupaten Madura. Hal ini menuju pelestarian dengan meredefinisi seni budaya Madura yang benar orginil menghadapi era global nanti. "Biar kegiatan ini tidak hanya menjadi acara seremonial, saya harap panitia bisa melibatkan para pelaku, pengamat seni budaya, serta pimpinan eksekutif dan legislatif di empat kabupaten Madura untuk merumuskan bersama agenda pelestarian dengan meredefinisi seni budaya Madura. Sehingga di tiap kabupaten Madura memiliki Dewan Kesenian yang bisa mengagendakan pelestarian seni budaya masing-masing kabupaten," ujarnya. Karena itu, dia berharap acara Pekan Seni Budaya Madura ini bisa menjadi agenda tahunan yang dibarengi dengan tradisi Kerapan Sapi yang cukup terkenal di Madura dan luar Madura. "Sehingga, acara pekan budaya itu lebih representatif dan tidak nampak seremonial. Dan yang muncul dari kegiatan ini nanti adalah show bis yang bisa mengelola entertainment tahunan secara profesional," paparnya. (ham)