back | |
Serambi MADURA |
https://zkarnain.tripod.com/ Internet Based Virtual Life-long Learning Environment for Maintaining Professional Vitality |
Radar Madura Selasa, 09 Mei 2000 |
Jawa Pos |
Mahasiswa STIKA Luk-guluk Ngeluruk ke PLN Pamekasan Minta Klarifikasi Masalah Kelistrikan di daerahnya PAMEKASAN - Puluhan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ke-Islaman An-Nuqoyah (STIKA) Guluk Guluk Sumenep, Senin (8/5) kemarin ngeluruk ke Kantor Cabang PLN Pamekasan. Mereka meminta klarifikasi seputar persoalan kelistrikan yang terjadi di kampung halaman mereka. Mereka datang tepat pukul 09.00 WIB. Karena Ir Bambang Sulistiono, pimpinan PLN Cabang Pamekasan, tidak ada ditempat, mereka ditemui Drs Bandi Kepala Bagian Kontrol dan Distribusi, Drs Supriono Kepala Bidang Pelayanan Pelanggan, Kabag AdministrasiAnas Mahfud dan Kepala PLN Ranting Sumenep Ahwan. Kepada para pimpian PLN mahasiswa memaparkan banyak praktek pemungutann uang yang tidak jelas bagi calon pelanggan. Misalnya pemunguatn uang kabel dan uang tiang. Juga perselihan harga pembelian kilometer. "Yang terjadi di masyarakat harga kilometer mencapai Rp 750 ribu. Padahal katanya hanya sekitar Rp 460 ribu. Ini yang benar yang mana. Lantas kalau salah siapa yang bertanggung jawab. "ujar Muhammad Sabri pimpinan rombongan mahasiswa.Masalah lain yang jadi sorotan, mahasiswa banyak soal kelistrikan yang dikaitkan dengan politik. Hal itu terjadi di Desa Payudan Dundang Kecamata Guluk Guluk. Menurut mahasiswa Oknum Kepala Desa setempat sempat memanfaatkan masalah kelistrikan itu sebagai metode untuk memenangkan Pilkades. Dikatakan saat itu oknum Kades itu mengatakan kalau tidak cepat bayar uang maka Kabel dan kilometer tidak akan datang. Setelah masyarakat membayar dan Kilometer serta kabel telah tiba maka sang oknum Kades itu menambah pensyaratan jika tidak memilih dirinya maka Kabel dan kilomternya tidak berfungsi dan listrik tidak menyala dan uang tidak akan kembali."Ternyata setelah dia terpilih, sampai sekarang listriknya tetap tidak menyala. kami mohon penjelasan bapak pimpinan PLN apakah soal listrik ini ada kaitannya dengan Pilkades. Kalau tidak ada kaitannya mengapa masalah ini terjadi ?," tanya Sabri. Setelah mendengarkan pemaparan mahasiswa, Drs Supriyono mengatakan pihaknya merasa berterima kasih atas niat dan ketulusan mahasiswa STIKA yang telah memiliki kepedulian atas persoalan listrik didaerahnya. "Kami katakan terima kasih sekali. Kami minta adik adik mahasiswa menceritakan apa yang sebenaranya terjadi tidak perlu ditutup tutupi. Karena kami ingin memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan," ujar Supriyono.Masalah penarikan uang kabel dan uang tiang Supriyono mengungkapkan hal itu tidak ada. Kalau itu dilakukan diperkirakan dilakukan pihak pemborong. Juga masalah kaitan antara kelistrikan dengan Pilkades di Desa Payudan Dundang. Menurutnya terlalau jauh hubungan antra kelistrikan dengan Pilkades. "Jelas tidak ada hubungan apa kaitan antara Kelistrikan dengan Pilkades. Kalau hal itu benar terjadi berarti sang Kades itu yang memenfaatkan masalah listrik ini untuk kepentingan politiknya. Itu tidak pernah dilakukan PLN," tutur Supriyono yang dibenarkan oleh pejabat PLN lainnya.Juga soal harga kilometer Supriyono mengatakan sesuai dengan keteuna dan untuk menyambut program Gong 2000 ada diskon sehingga total harga kilomter itu Rp 421 ribu rupiah. "Tidak benar kalau harganya sampai setinggi Rp 750 ribu, " tandas Supriono. Mahasiswa merencanakan hasil dialog itu akan disosialisasikan kepada keluarga dan masyarakat di kampung halaman masing-masing." Secepatnya kami akan menyampaikannya, karena mereka resah dan ingin tahu persoalan yang sebenarnya," jelas Mohammad Sabri. (dwi)
|