back | |
Serambi MADURA |
https://zkarnain.tripod.com/ Internet Based Virtual Life-long Learning Environment for Maintaining Professional Vitality |
Radar Madura Selasa, 29 Februari 2000 |
Jawa Pos |
Pengungsi Aceh Asal Pamekasan, Terlantar
PAMEKASAN - Sedikitnya 11 orang pengungsi Aceh asal Kabupaten Pamekasan kini terlantar. Nasib para pengungsi itu, sekarang ditampung di Pondok Pesantren (PP) Panggung Desa Pakamban Daja Kecamatan Peragaan Sumenep. Sebanyak 7 orang berasal Desa Ambat Kecamatan Tlanakan Pamekasan. Sedangkan 3 orang berasal warga Desa Plakpak Kecamatan Pegantenan dan 1 orang berasal Desa Palesanggar Kecamatan Pegantenan. Keberadaannya para pengungsi sampai kini tidak terurus. Mereka mengirimkan surat kepada Bupati Pamekasan, Drs. Dwiatmo Hadiyanto dengan harapan mendapat perhatian dari Pemda Pamekasan. Dalam surat yang ditembuskan kepada Ketua DPRD II Pamekasan dan Kepala Kantor Transmigrasi Daerah Pamekasan yang ditandatangani seluruh KK pengungsi, menejelaskan, sejak beberapa tahun lalu mereka telah mengikuti program transmigrasi ke tanah rencong ditempatkan di UPT VI Patek Kecamatan Sampoiniit Kabupaten Aceh Barat. Namun karena dilanda kerusuhan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), mereka memilih meninggalkan tempat transmigran sejak 20 Nopember dan tiba di Madura. Namun untuk kembali ke daerah asalnya di Pamekasa, para pengunsi itu merasa kebingungan. Karena selama mengikuti program transmigran dan memiliki banyak keturunan tidak pernah kembali ke Pamekasan. akhirnya mereka kesulitan mengenali sanak famili, tanah dan rumah.Para pengungsi itu masih beruntung karena, ada Achmad Ghazi salah seorang pengungsi yang sebelumnya mengikuti program da'i transmigrasi memiliki teman di PP Panggung Desa Pakamban Kecamatan Peragaan Sumenep. Untuk menyambung hidupnya, mereka meminta kepada pengasuh PP Panggung agar bersedia menampung. Dan sampai sekarang kedatangan mereka di Madura belum juga mendapat perhatian dari Pemda Pamekasan. Kepada Bupati, mereka menuturkan penderitaannya selama berada di lokasi pengungsian di Kabupaten Aceh Barat sampai penderitaan saat di tempat penampungan. Maklum mereka yang sudah beranak istri kini merasa tidak sanggup lagi untuk terus menerus hidup di atas belas kasih orang lain. Para pengungsi itu ingin agar bisa kembali hidup layak dan memiliki lahan untuk bertani. Sebab untuk kembali lagi ke daerah transmigrasi dirasa belum mungkin."Kini rumah kami sudah terjual serta lahan pertanian yang dulu pernah kami miliki walau hanya beberapa petak, sudah tidak tahu lagi kejelasannya. Kami ingin hidup seperti bapak, punya rumah dan bisa bekerja sebagai petani," begitu diantara bunyi surat yang diterima petugas di sekretariat DPRD Pamekasan itu. Bupati Pamekasan Drs Dwiatmo Hadiyanto saat dikonfirmasi mengaku belum menerima surat tersebut. Untuk memastikan apakah mereka betul-betul pengungsi dari Aceh dan benar-benar penduduk asal Pamekasan, pihaknya akan melakukan pengecekan ke lokasi yang mereka tempati sekarang. Menurut Bupati, pihaknya tidak akan gegabah menanggapi isi surat itu. (ham)
|