Bangkalan - Surabaya Post
DPRD dan tokoh masyarakat Bangkalan mengimbau semua yang berperan dalam pelaksanaan pilkades mulai pemda, camat, dan panitia agar melaksanakan dengan transparan. Sebab beberapa pilkades yang pelaksanaannya kurang transparan di lapangan banyak menimbulkan persoalan.
"Dari beberapa pengaduan ke DPRD, saya sudah memanggil camat dan pihak-pihak terkait lainnya, agar transparan dalam pelaksanaan pilkades. Sebab dari beberapa yang mengadu rata-rata pengumuman pencalonan yang terkesan kurang transparan," kata Ketua Komisi A DPRD Bangkalan A. Morris SH, Minggu (28/2) siang.
Karena itu dia amat menyayangkan pelaksanaan pilkades sampai dibubarkan massa, apalagi polisi sampai mengeluarkan tembakan seperti di Desa Lajing, Kecamatan Burneh, Arosbaya. Masyarakat setempat tidak menghendaki calon tunggal, karena masih ada calon lainnya yang akan mendaftar, namun sudah ditutup.
Di Desa Junganyar, Kecamatan Socah calon kades tunggal harus menerima kenyataan dikalahkan oleh bumbung kosong.
"Untuk itu sekali lagi saya mengimbau agar lebih transparan dalam pilkades, jangan sampai memaksakan diri untuk memberi kesempatan calon tunggal bagi suatu desa, kalau sekiranya masyarakat masih ada yang mencalonkan lainnya. Biarkan masyarakat desa itu secara demokrasi memilih pemimpinnya sendiri," harapnya.
Ucapan serupa disampaikan oleh salah seorang tokoh masyarakat Tanjung Bumi, Bangkalan, Imam Machfud. Dia tidak habis pikir pilkades di kecamatan paling ujung utara Bangkalan itu, rata-rata calon tunggal. Ditengarai ada yang kurang beres mulai dari penjaringan calon, pencacahan pemilih, hingga pelaksanaan di lapangan.
"Kalau ketidakberesan terus berlanjut, saya khawatir timbul perpecahan di antara warga, seperti carok. Kalau sampai ini terjadi kasihan rakyat kecil yang jadi korban. Saya berharap pada Bapak Camat Tanjung Bumi selaku koordinator pengawas, pilkades, agar benar-benar pilkades dilaksanakan jurdil, sejak awal hingga akhir," pintanya. (kas)