back | |
Serambi MADURA |
PadepokanVirtual Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment |
Minggu, 4 April 1999 |
Jawa Pos |
Pamekasan, JP.-
Tokoh-tokoh masyarakat Desa Tlagah, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan yang tergabung dalam Ampera (Aliansi Masyarakat Pembela Kebenaran) protes terhadap pelaksanaan proyek PDM-DKE di desa itu. Mereka menengarai telah terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan proyek pemerintah tersebut. Ampera mengadukan kasus ini kepada gubernur, kepala kejaksaan tinggi, dan DPRD Jatim.
Menurut jubir Ampera, Djumali S.Ag, dana anggaran proyek PDM-DKE (Pemberdayaan Daerah dalam Mengatasi Dampak Krisis Ekonomi) untuk Desa Tlagah Rp 73 juta lebih. Namun, ditengarai penggunaannya tidak sesuai fakta di lapangan. Bahkan, kemungkinan terjadi kebocoran dan penyelewengan dana cukup besar. "Nilai proyek yang telah terealisasi tidak sesuai dengan anggaran yang telah dikeluarkan," ungkap Djumali didampingi M. Sanur (tokoh masyarakat), Asmu'i (aparat desa), H Djauhari (pemuda), K. Sudahri (ketua NU), Ust Zainal (ulama), Misnatah (petani), dan H Ali (pengusaha), kemarin.
Djumali mencontohkan perbaikan jalan desa yang dibiayai proyek itu. Kata dia, ukuran dan jarak jalan yang diperbaiki ternyata tidak sesuai dengan yang ditetapkan. Ukuran yang ditetapkan 1.650 meter, namun kenyataan di lapangan yang dibangun hanya 800 meter. Apalagi, pelaksanaannya tidak tuntas. "Tumpukan material masih berserakan di jalan yang dibangun. Pokoknya kocar-kacir. Material yang dipakai juga yang kelas rendahan," jelas Djumali.
Atas dasar itu, Ampera meminta aparat pemerintah untuk menindak oknum stafnya dari tingkat kabupaten hingga desa yang melakukan perbuatan yang tidak terpuji tersebut. Selain itu, mereka juga menuntut pimpinan proyek ini untuk mempertanggungjawabkan aktivitasnya yang telah merugikan masyarakat desa. "Kalau terbukti melanggar hukum, dia harus diadili dan dihukum yang setimpal," tandasnya. (ari)