back | |
Serambi MADURA |
PadepokanVirtual Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment |
Selasa 31 Agustus 1999 |
Radar Madura |
Kombinasi Alat Musik Tradisional Mencapai Dua Juta
Bagi Masyarakat Pamekasan kehadiran musik tradisional Tong-Tong (lebih populer Ul-Daol) membawa kebahagian tersendiri. Pasalnya, musik tradisional ini telah dikombiansi melalui alat-alat musik tradisonal yang menunjang bisa membawakan lagu lebih variatif dan bisa menyenagkan pendengar. Seperti lagu dangdut atau lagu daerah. Pada awalnya musik tradisional ini merupakan tradisi masyarakat Madura secara umum di gelar menjelang waktu saur di bulan ramadhan. Masyarakat keliling kampung sambil membangunkan penghuni untuk saur. Tetapi, sejak lampu padam serentak di Madura masyarakat Pamekasan mulai tertarik untuk menghibur kegelapan malam melalui musik Ul-Daul. Walau bukan bulan puasa, masyarakat tidak terusik dengan kebisingan musik Ul-Daul.Malam hari yang gelap tanpa hiburan. Musik Ul-Daul mulai digelar secara keliling rumah ke rumah sekedar menghibur dalam kegelapannya. Gejala masyarakat Pamekasan untuk menghidupkan tradisi musik ini akhirnya tidak bisa dibendung. Masyarkat lain mulai tertarik untuk membuat group musik Ul-Daul. Setiap group seperti berlomba untuk tampil lebih aktraktif dan indah dekorasinya dari group lainnya. Gejala ini akhirnya direspons oleh lembaga-lembaga sosial mengambil inisiatif untuk membina melalui Festival Musik Ul-Daol. Menurut keterangan yang diperoleh Radar Madura menyebutkan bahwa festival musik tradisional dilakukan setiap minggu. Festival dilaksanakan setiap Kecamatan secara bergiliran. Tempat perlombaan di jalan raya sepanjang dua kilo meter. Dalam festival musik Ul-Daol hadiah tidak menjadi prioritas. Layaknya kerapan sapi. Kalau dihitung dengan anggara biaya sebelum lomba, hadiah yang diperoleh tidak sepadan. Hadiah nampak bukan ukuran, tapi gengsi group yang menjadi prioritas. "Saya bangga kalau group kami meraih juara. Bukan karena hadiah lomba, tapi prestasi kelompok group dan pimpinannya" jelas Pak Muksin salah satu pimpinan group Ul-Daol. Biaya alat-alat musik setiap group bisa menghabiskan biaya dua juta lebih. Biaya itu untuk melengkapi seragam peserta, alat-alat musik dan peralatan dekorasi yang menonjolkan aksesoris. Satu group terdiri dari dua puluh lima anggota dan setiap anggota di jatah seragam. Alat musik Ul-Daol terdiri dari tong-tong, drom minyak, botol diisi air, anklong, bonang, terbang dan gong. Lagu-lagunya mengambil lagu dangdut disesuaikan dengan variasi musik atau lagu daerah. Hakim salah satu peserta group musik Ul-Daol, mengaku sebelum lomba diadakan melakukan persiapan jauh hari sebelumnya. Manurutnya, setiap latihan menghabiskan biaya kurang lebih seratus ribu. Biaya ditanggung pimpinan kelompok. Group Ul-Daol Putra Naga pimpinan Bapak Teguh Desa Dasuk, Pademawu merawat pembiayaan group biaya satu juta dua ratus ribu. Kelompok, melakukan latihan setiap minggu dua kali. Dalam latihan itu menghabiskan biaya sertaus ribu untuk biaya pelatih dan konsumsi anggota. Latihannya untuk mengatur keserasian musik lagu dan tarian. Karena yang menonjol dalam penilaian setiap perlombaan yaitu antar lagu yang dibawakan dengan tariannya. Perlombaan musik Ul-Daul dilakukan saat malam hari. Dekorasi group dan kerapian anggota serta kreativitas peserta dalam membawakan lagu ditonjolkan. |