back | |
Serambi MADURA |
PadepokanVirtual Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment |
Jumat 30 Juli 1999 |
Radar Madura |
Menteri Sosial Bantu Pengungsi Sambas di Madura Rp 3,5 Miliar Surabaya, Radar.- Mensos Yustika Sjarifudin Baharsyah di Surabaya, Rabu malam menyerahkan bantuan kepada para pengungsi korban kerusuhan Sambas, Kalimantan Barat yang saat ini berada di Kabupaten Bangkalan dan Sampang, Madura senilai Rp 3,5 miliar. Bantuan yang diserahkan langsung oleh Mensos dan diterima secara simbolis oleh Gubernur Jatim Imam Utomo itu berupa 580,7 ton beras, sebesar Rp 2 miliar untuk membeli lauk pauk dan bantuan makanan bergizi bagi anak-anak. Pada kesempatan tersebut, Mensos juga mengukuhkan 42 anggota Satgas Khusus yang akan diterjunkan oleh Kanwil Depsos Jatim untuk membantu para pengungsi Sambas di Madura. Dalam sambutannya, Mensos meminta agar bantuan yang berasal dari Anggaran Belanja Tambahan (ATB) tersebut segera disalurkan kepada para pengungsi secara tepat. Kendati sudah empat bulan menjadi pengungsi, nampaknya, masalah pengungsi Sambas ini cukup rumit karena mereka ingin tetap kembali ke Sambas, sementara di kondisi Sambas belum bisa memungkinkan untuk kembali," katanya. Ia mengemukakan, pemerintah tidak bisa memaksa para pengungsi tersebut untuk kembali ke Sambas sehingga yang dilakukan saat ini adalah terus mengupayakan bantuan selama mengungsi dan mengusahakan agar para pengungsi bersedia pindah ke lokasi lain. Bantuan tersebut hanya bisa digunakan untuk jangka waktu 90 hari lagi sehingga jika dalam waktu tersebut masih menjadi pengungsi, maka kita harus cari anggaran lagi. Karena keterbatasan dana pemerintah, maka partisapasi masyarakat sangat diharapkan untuk membantu para pengungsi ini," katanya kepada wartawan usai acara. Depsos mencatat bahwa jumlah pengungsi di Kabupaten dan Kodya Pontianak sebanyak 11.512 jiwa dan di Sambas sebanyak 11.512 jiwa, sedangkan di luar daerah tersebut sebanyak 19.705 jiwa. Sejak kerusuhan yang dimulai 17 Maret 1999, lalu para pengungsi tersebut banyak yang pergi ke luar Kalbar dan sebagian pengungsi memilih ke Madura terutama Bangkalan dan Sampang. Menyinggung tentang pengungsi korban kerusuhan di Indonesia yang cenderung meningkat, ia mengatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir ini telah terdapat 10 propinsi yang menampung korban kerusuhan Aceh, Sambas, Ambon dan Timtim. "Untuk mengatasi pengungsi ini, pemerintah menetapkan tiga departemen yang harus terjun langsung menangani masalah ini yakni Depsos, Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah HUtan dan Depertemen Pekerjaan Umum," ucapnya. Gubernur Jatim Imam Utomo dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa selain pengungsi Sambas, Jatim juga kedatangan para pengungsi korban kerusuhan non Sambas yang berasal dari Aceh, Timor Timur dan Ambon. "Pengungsi non Sambas umumnya berprofesi sebagai guru dan pegadang," katanya. Jumlah seluruh pengungsi Sambas dan non Sambas sebanyak 5.303 kepala keluarga (KK) atau sekitar 22 ribu jiwa. Ia mengemukakan, hasil survei lapangan menyebutkan bahwa sebanyak 3.450 dari 4.184 KK pengungsi Sambas di Madura masih berniat ingin kembali ke Sambas. Namun, Pemda Jatim terus berupaya memukimkan kembali pengungsi tersebut yakni menyediakan 250 hektare pemukiman baru, membantu transmigrasi ke Kalteng dan meminta pengungsi agar mau bekerja di kebun teh di Blitar dan Lumajang. (ant) |