back | |
Serambi MADURA |
PadepokanVirtual Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment |
Jumat 23 April 1999 |
Kompas |
Singkawang, Kompas
Seorang tewas dan empat lainnya luka-luka tertembak, saat aparat keamanan menghalau massa yang hendak menyerang dan membakar permukiman warga Madura di pinggiran dan di dalam Kota Singkawang (Kalbar), Kamis (22/4).
Beberapa jam sebelumnya, ratusan orang juga mencoba masuk Kota Singkawang yang dibarikade dan dijaga sekitar 1.300 personel aparat keamanan. Aparat yang sudah siaga, berhasil menghalau massa dengan melepaskan tembakan peringatan ke atas. Massa pun lari kocar-kacir.
Namun sekitar pukul 10.00 pagi, massa bersenjata api rakitan dan senjata tajam kembali mencoba menembus hadangan petugas keamanan yang berjaga di Desa Sungai Wie, Kecamatan Roban, Kotif Singkawang. Dalam insiden kali ini, petugas melepaskan tembakan ke arah massa penyerang.
Kapolda Kalbar Kolonel (Pol) Chaerul Rasjidi menegaskan kembali pihaknya akan menindak tegas perusuh. "Apa pun kami pertaruhkan demi persatuan dan kesatuan bangsa," tandasnya.
Satgas Penerangan Kerusuhan Sambas Mayor (Pol) Huzaini Nazirin mengatakan, satu orang yang tewas ditembak aparat diketahui identitasnya bernama Japridin (43), warga Desa Sentebang, Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas. Empat orang lainnya luka-luka dan ditahan di Markas Kepolisian Resor Sambas di Singkawang, yaitu Japari (42), Herman (42), Haleng (23) dan Darmono (20).
Disita
Dalam insiden Kamis pagi itu, aparat menyita dua pucuk senjata api rakitan (jenis lantak dan bomen), 58 anak panah, 13 butir peluru standar ABRI dan satu katapel. Sedangkan dalam insiden "serangan fajar", aparat menahan lima orang tersangka yang kedapatan membawa senjata api rakitan dan senjata tajam, serta menyita tiga bom molotov, enam senjata api rakitan, empat butir dan dua kelongsong peluru standar ABRI, sembilan butir peluru senjata api rakitan, dua tombak, dua katapel, 15 anak panah dari kayu, 35 anak panah dari potongan besi, serta jip CJ-7 yang di dalamnya ditemukan lima senjata api.
Di daerah Sekiplama, sekelompok ibu-ibu melancarkan unjuk rasa, meminta pasukan antihuru hara (PHH) tidak ditugaskan di Sambas. Di Gg Patora, Sekiplama, Roban, masih bermukim sekitar 100 KK warga Madura, dan kawasan itu dijaga ketat oleh aparat.
Pertikaian
Forum Komunikasi Pemuda Melayu (FKPM) Kabupaten Sambas maupun Dewan Adat Dayak setempat sebetulnya sudah menyatakan kepada Bupati Sambas Tarya Aryanto untuk menghentikan pertikaian. Organisasi itu sudah minta kepada segenap anggotanya berhenti bertikai. Massa yang mencoba masuk Kota Singkawang ini diperkirakan kelompok sempalan yang tidak terorganisir.
Menurut sejumlah warga Kota Singkawang, beberapa malam terakhir ini sering terdengar letusan senjata api.
Sementara itu di kota kecamatan Pemangkat Rabu lalu, seorang warga Madura, Nasuki bin Siwah (42) yang baru pulang mencairkan tabungannya senilai Rp 500.000 dari BRI Pemangkat, babak-belur dihajar massa. Nasuki yang dalam KTP-nya beralamat di Desa Harapan, Pemangkat itu dicegat massa begitu keluar dari kantor bank.
Ia dibawa ke daerah Banjarkuala dan dihajar massa. Untung petugas Polsek Pemangkat cepat menyelamatkannya. Nasuki dibawa ke rumah sakit tentara di Singkawang. Sebelumnya, Marhan, warga Madura yang hendak menjemput istrinya di Desa Perapakan Besi, Pemangkat, dibunuh. (ksp)