"Anak saya memakai lampu senter untuk belajar. Ayahnya membelikan satu-satu untuk belajar, sebab kalau memakai lilin atau lampa templek kurang terang, juga berasap," kata Ny Endang yang mempunyai dua anak sekolah di SLTP.
Berebut Lilin
Matinya listrik juga menyebabkan banyak warga berebutan membeli lilin di toko-toko, sehingga beberapa di antara mereka mengaku kecewa karena kehabisan lilin.
Sedang ratusan wartel yang biasanya beroperasi sepanjang hari hingga malam tutup - walau pesawat telepon yang terdapat di masing-masing wartel masih berfungsi - karena wartel tersebut menggunakan komputer untuk menghitung pulsa yang harus dibayar setiap pemakai.
"Biasanya setiap hari mulai pukul 08.00 hingga menjelang Isya (pukul 18.30) kami sudah bisa mengumpulkan uang satu juta lebih, padahal di Pamekasan ini ada ratusan wartel," kata Fatim, penjaga wartel Semeru Indah Pamekasan.
Selain itu, sejumlah pabrik es, pabrik roti, pabrik garam, rumah sakit, sejumlah kantor Pemda, bengkel mesin bubut, dan instansi vital, rata-rata menghentikan kegiatannya.
Ratusan Miliar
Ditanya berapa besar kerugian yang diderita PLN, Pelaksana Harian Pemimpin Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (P3B), Ir Basuki Prayitno kepada pers di Jakarta, Sabtu petang mengatakan, diperkirakan bisa mencapai ratusan miliar rupiah. Jumlah tersebut belum termasuk yang ditanggung masyarakat di Pulau Madura, karena harus menerima pasokan listrik yang tidak lancar.
Basuki juga menjelaskan, berdasarkan para saksi di lapangan, penyebab kerusakan jaringan penghubung satu-satunya dengan Pulau Garam yang dibenamkan di bawah ketebalan lumpur laut rata-rata lima meter itu tersangkut jangkar kapal "Kota Indah" berbendera Singapura yang disewa PT Pelni.
Padahal, tegas Basuki, pihaknya sejauh ini telah melengkapi rambu-rambu pengaman jalur kabel dan telah terdaftar pada hubungan laut (Hubla) Departemen Perhubungan dan disesuaikan dengan standar internasional serta mencatatkannya di dalam peta pelayaran dunia.
Karena itu pihaknya berencana memperkarakan secara hukum kejadian tersebut dan untuk itu syahbandar setempat, Polda Jatim, dan Pangdam V/Brawijaya sudah dilapori secara resmi agar segera mengadakan penahanan dan penangkapan terhadap kapal "Kota Indah". Tentang "nasib" pelanggan PLN di Pulau Madura, Basuki mengatakan, pihaknya saat ini sedang mengusahakan langkah antisipasi mulai dari pemberitahuan dengan segala cara kepada konsumen hingga menyediakan secepatnya sejumlah genset pengganti agar instalasi vital di Pulau Garam ini tidak terbengkalai lagi. (kas, Ant)