back | |
Serambi MADURA |
PadepokanVirtual Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment |
Kamis 8 Juli 1999 |
Suara Indonesia |
Diduga Pakai Uang Pelicin
NEM Rendah, Tapi Masuk SMUN Pilihan
Pamekasan - SI
Ratusan lulusan SLTP di Pamekasan diduga menempuh 'jalur belakang' dan memakai uang pelicin untuk masuk ke beberapa Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri. Mereka adalah siswa yang nilai Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas) Murni (NEM) tidak memenuhi standar minimal di masing-masing SMUN yang dituju, tapi ternyata 'lolos'.
Adalah Kepala SMU Muhammadiyah Pamekasan, Drs Mohammad Wardi, salah satu yang curiga kasus itu muncul karena beberapa calon siswanya tiba-tiba menyatakan mengundurkan diri (tidak jadi masuk SMU Muhammadiyah), dengan alasan diterima di salah satu SMUN. Pada hal, kalau dilihat NEM-nya tak memenuhi syarat masuk SMUN yang dituju. "Setelah sayaa menemui calon siswa itu, ternyata ia mengaku sudah diterima di SMU Negeri. Peristiwa itu jelas merugikan sekolah swasta dan orang tua siswa," katanya.
Menurut catatannya, lulusan SLTP yang tidak diterima di SMUN melalui sistem rayonisasi tidak kurang dari 700 orang. Jika SMU di Pamekasan konsisten dengan peraturan dari Kanwil Depdikbud Jatim, maka SMU swasta akan banyak menerima siswa baru.
Dia juga heran, karena masih ada SMU yang nekad menerima siswa baru, meski masa pendaaftaran siswa baru bagi SMUN sudah tutup pekan lalu. "Kesempatan macam ini sangat dimungkinkan untuk dijadikan ajang bisnis, dengan cara mengambil kompensasi bagi siswa yang semula sebenarnya tidak diterima kemudian bisa lolos, asal ada uang pelicin," katanya.
Karena itu, ia mendesak Kandepdikbud dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) mengevaluasi pelaksanaan penerimaan siswa baru. Sebab, lanjut Wardi, dalam proses tsb ada indikasi penyelewengan dari ketentuan yang ditetapkan Kanwil Depdikbud Jatim.
Sekretaris K3S, Drs Muhammad Yusuf Suhartono, saat dikonfirmasi di kediamannya, mengaku jauh hari sebelum penerimaan siswa baru, pihaknya sudah wanti-wanti kepada segenap kepala sekolah agar dalam penerimaan siswa baru selalu konsisten dengan ketentuan Kanwil Depdikbud Jatim. "Dalam setiap pertemuan dengan K3S kami selalu menekankan agar jangan bermain-main dalam penerimaan siswa baru," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kandepdikbud Pamekasan, Moh Ya'cub SH, saat dikonfirmasi, mengatakan sampai kini pihaknya belum menerima laporan tentang dugaan penyimpangan penerimaan siswa baru. Kendati demikian, ia berjanji akan meneliti masalah tsb dengan menurunkan tim khusus. (abd)