Selasa 23 Maret 1999 |
Kompas |
Sambas, Kompas
Sebanyak 10 wanita pengungsi asal Sambas, yang tengah menuju Pontianak (Kalbar), melahirkan di atas kapal pengangkut KRI Teluk Sabang, hari Senin (22/3). Hal tersebut diungkapkan Komandan Pangkalan TNI AL Pontianak Kolonel Laut (P) Uray Asnol Kabri kepada Kompas, semalam.
Dikatakan, KRI Teluk Sabang mengangkut 1.425 pengungsi dari Desa Sabaran, yang berlokasi di pesisir Sungai Sambas Besar. Pengungsi ini dilaporkan tiba di Pontianak sekitar pukul 21.00. Sedangkan kapal TNI AL lainnya, KRI Imam Bonjol bertindak selaku pengawal Teluk Sabang. Dalam perjalanan itulah, 10 bayi lahir.
Menurut Kabri, bayi maupun ibunya yang melahirkan di kapal dalam keadaan selamat, dan mendapat perawatan tim kesehatan KRI Teluk Sabang.
Warga Madura yang berada di Desa Sabaran tersebut diungsikan dari desa-desa terdekat di Kecamatan Jawai dan Tebas. Empat wanita dilaporkan melahirkan -satu di antaranya melahirkan bayi kembar- di Desa Sabaran, saat bersiap-siap mengungsi.
Laporan terakhir menyebutkan, ribuan orang dari beberapa kecamatan di Sambas, Senin malam sekitar pukul 21.00 berkumpul di Jl Yos Sudarso, Singkawang. Mereka meminta pertanggungjawaban aparat keamanan, menyusul tertembaknya lima warga lokal. Kerumunan massa menjelang pukul 23.00 bisa dibubarkan, setelah tokoh agama dan masyarakat turun tangan.
Dari korban luka sebanyak itu, satu di antaranya anak berusia 11 tahun asal Setapuk Besar, Selakau, yang tertembak di bagian perut dan kini dirawat di Rumah Sakit Abdul Azis Singkawang, bersama empat korban tembakan di tempat sama.
Antarkelompok
Di Jakarta, Menhankam/ Pangab Jenderal TNI Wiranto menegaskan, untuk mencegah meluasnya pertikaian antarkelompok masyarakat di Sambas dan sekitarnya, serta menghindari terulangnya kembali kerusuhan berlarut-larut seperti di Ambon, pihaknya hari Selasa ini mengirim pasukan berkekuatan satu batalyon plus yang tergabung dalam Pasukan Penindak Kerusuhan Massal.
Pasukan itu bertugas melerai kelompok yang saling bertikai. Kerusuhan di Sambas ini diharapkan tidak dijadikan alat untuk meraih kepentingan politik tertentu.
Menurut Wiranto, secara fisik jelas terlihat ada suatu persengketaan antarkelompok masyarakat. "Tidak usah disebut kelompok etnik atau kelompok agama apa, tetapi kita melihat memang ada suatu persengketaan antarkelompok di masyarakat," tegasnya.
Pangdam VI Tanjungpura Mayjen TNI Zainuri Hasyim dalam kesempatan terpisah menyatakan, sampai saat ini belum ditemukan adanya motif lain dan terlibatnya provokator dari luar daerah dalam kerusuhan itu. Ditegaskan, kerusuhan Sambas adalah murni pertikaian antarkelompok yang dipicu ulah preman.
Tewas 165 orang
Pembakaran rumah kosong yang sudah ditinggalkan pemiliknya, juga masih terus berlangsung, antara lain di Kecamatan Sambas, Telukkeramat, dan Jawai.
Aparat keamanan terus melancarkan razia senjata tajam dan senjata api milik kelompok-kelompok yang bertikai, dan menyita 995 senjata tajam dan 350 senjata api rakitan. Namun, bentrokan antara massa dan aparat nyaris terjadi ketika massa tidak bersedia menyerahkan senjata mereka kepada aparat di Pemangkat.
Dari Posko I Pemda Kalbar diperoleh informasi, jumlah korban tewas dalam kerusuhan sosial di Kabupaten Sambas sejak 21 Januari 1999 lalu hingga Senin kemarin tercatat 165 orang. Korban yang menderita luka berat 38 orang dan luka ringan sembilan orang.
Sedangkan jumlah rumah yang dibakar 2.142 unit dan rusak 153 unit. Kendaraan roda empat yang dibakar empat unit dan dirusak enam unit. Sepeda motor yang dibakar empat unit dan dirusak satu unit.
Menurut petugas Posko Pemda Kalbar, jumlah pengungsi yang akan diangkut ke Pontianak diperkirakan masih terus bertambah, sebab sekitar 6.000 pengungsi kini masih diamankan pada sejumlah lokasi di Kabupaten Sambas. Kenyataan itu membuat Pemda Kalbar kewalahan mencari tempat penampungan. Bantuan makanan bagi pengungsi pun sangat sedikit.
Pengungsi yang telah tiba di Pontianak diamankan di tujuh lokasi, termasuk Gedung Olahraga Pangsuma. Jumlahnya mencapai 7.557 jiwa. Sejumlah pengungsi yang diamankan di GOR Pangsuma dan Asrama Haji Pontianak mengeluh kekurangan fasilitas umum. Data Posko Kesehatan pada Kanwil Depkes Kalbar, menyebutkan, hingga kemarin, pengungsi yang dirawat jalan sebanyak 362 orang, dan 19 orang lainnya di-rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso Pon-tianak. Pasien umumnya menderita diare.
Letkol (Pol) M Nurdin juga mengatakan, kondisi pengungsi sangat menyedihkan. Mereka membutuhkan bantuan obat-obatan dan makanan. Di Desa Setimbuk, Kecamatan Sela-kau, 300 kepala keluarga (KK) -1.500 orang - masih berada di sana, meski dalam penge-pungan massa. Di Desa Setim-buk, Senin siang, terjadi bentrokan fisik antarkelompok, dan mengakibatkan empat warga luka-luka.
Warga Madura yang masih menunggu dievakuasi adalah 1.431 jiwa yang berada di Pangkalan TNI AU Sanggauledo. Mereka adalah warga Samalantan. Di Samalantan, sudah 400 rumah hangus dibakar.
Pernyataan HMI
Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Singkawang mengeluarkan pernyataan sikap, ditandatangani Ke-tua Umum Hazizah dan Sekretaris Umum Muchlis Wahyudi. "Kita harus menerima kenyataan sebenarnya bahwa kerusuh-an di Sambas adalah murni lahir akibat terakumulasinya berbagai tindakan negatif masyarakat pendatang yang selama ini didiamkan.
"Masyarakat pendatang hendaknya dapat menghormati dan menghargai adat-istiadat masyarakat setempat. Pemerintah juga hendaknya benar-benar menyelesaikan konflik ini sebelum Pemilu 1999."
Di Samarinda, Ketua Keru-kunan Warga Madura Kaltim KH Mohammad Zaini Naim meminta warga Madura di Kaltim mengurungkan niatnya beramai-ramai ke Sambas. "Kendati kita ikut prihatin melihat keadaan ini, namun jangan sampai warga Madura di Kaltim ikut memperkeruh keadaan," himbau pengurus MUI Kaltim ini kepada warga Madura.
Di Jakarta, Dosen STF Driyarkara Ignas Kleden sependapat dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bahwa harus ada pejabat negara yang datang ke lokasi kerusuhan.
Menurut Ignas, analisis penting tetapi pembunuhan lebih penting untuk dihentikan. "Jangan dianalisis terus-menerus. Harus diambil semacam tindakan," ujarnya.
(ksp/jan/ful/gg/mba)
TERNAK PENGUNGSI - Beberapa penduduk setempat membawa ternak-ternak yang ditinggalkan para pengungsi di Desa Kabenua, sekitar 230 kilometer dari Pontianak, Kalbar, Minggu (21/3).
top | |
Serambi MADURA |
PadepokanVirtual Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment |