Kurang Koordinasi, Proyek Air Bersih Kwanyar Mubazir
Bangkalan - Surabaya Post
Diperkirakan karena kurang koordinasi instansi terkait proyek bantuan air bersih IBPDP (Inpres Bantuan Prasarana Dasar Permukiman) 1997/1998 senilai Rp 500 juta lebih di Kec. Kwanyar, mubazir. Sejak proyek ini diserahkan kepada Pemda Bangkalan Juli 1998, PDAM Bangkalan enggan mengelolanya. Sebab pelanggannya sedikit, sedang biaya produksi cukup besar.
"Setelah kami mengedarkan 100 formulir berlangganan di empat Desa di Kec. Kwanyar, yang berlangganan hanya 20 orang. Padahal untuk biaya listrik saja, selama tiga bulan dikenai Rp 1,2 juta, belum biaya lainnya," ujar Direktur Teknik PDAM Bangkalan, Ishak Sudibyo, saat dicegat seusai suatu acara di DPRD, Senin (4/1). PDAM akhirnya untuk sementara tidak mengelolanya.
Keengganan masyarakat berlangganan air PDAM, sebab kebutuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari tercukupi dari sumur di setiap rumah penduduk. "Bila suatu saat masyarakat sudah banyak membutuhkan air bersih, PDAM akan mengelolanya," ujarnya.
Informasi yang didapat Surabaya Post, PDAM Bangkalan selaku pengelola air bersih tidak diikutsertakan dalam pengadaan proyek bantuan ini. Penempatan proyek bantuan air bersih di areal kantor Kec. Kwanyar itu, ditangani Bappeda Bangkalan, Cipta Karya.
Sebenarnya PDAM Bangkalan berharap proyek itu ditaruh di Kec. Socah. Sehingga bisa mengatasi ribuan pelanggan di Kec. Kamal dan Socah yang hingga kini belum terlayani secara baik oleh PDAM.
Kurang adanya koordinasi penempatan proyek bantuan air bersih ini dipertanyakan oleh FPP DPRD Bangkalan. "Seandainya mulai perencanaan hingga pelaksanaan proyek itu melibatkan PDAM selaku pengelola, tidak akan mubazir seperti ini," kata anggota FPP KH Badrus Sholeh, yang juga warga kota Kec. Kwanyar.
Ketua Bappeda Bangkalan, Ir Hj Kurtini membenarkan proyek bantuan air bersih itu hingga kini belum dikelola oleh PDAM Bangkalan, karena akan rugi. "Pelanggannya masih sedikit, ya kalau dikelola jelas rugi karena masyarakat setempat saat ini belum butuh air dari PDAM," jelasnya.
Namun Kurtini mengelak ketika dikatakan perencanaan proyek ini kurang tepat, "Apa mungkin masyarakat tidak butuh air bersih dari PDAM. Jadi proyek ini tetap bermanfaat karena untuk jangka panjang," alasannya. (kas)