Press Release PT PLN

Kronologi Padamnya Listrik
di Pulau Madura

Gangguan Saluran Kabel Bawah Laut:

  • Pada hari Jum’at Kliwon tanggal 19 Februari 1999, saat pukul 13.12 WIB telah terjadi gangguan 2 (dua) saluran kabel bawah laut 150 kV secara bersama-sama di selat Madura yang menghubungkan listrik pulau Jawa dengan pulau Madura.
  • Indikator tekanan minyak dalam kabel 2 menunjuk 19-20 psi yang bisa diartikan kabel masih bagus, meskipun terjadi penurunan tekanan secara pelan di sisi Madura.
  • Pada pukul 14.09 dicoba diberi tegangan dari Gresik.
  • Setelah dimasukkan terjadi trip lagi dan guncangan, bahkan menyebabkan beberapa konsumen besar di Jatim terganggu/padam.
  • Berarti kedua kabel yang menyalurkan listrik ke Madura tersebut telah mengalami kerusakan.
  • Dengan demikian dapat dipastikan kawasan Pulau Madura akan mengalami padam cukup lama.

Langkah tindak awal:

  • Menelpon dan mengirim fax ke PLN Pusat maupun instansi setempat untuk melaporkan kejadian gangguan tersebut, serta menginformasikan ke wartawan.
  • Segera menyiapkan 3 buah genset milik Distribusi Jatim. Sabtu tgl 20 Februari 1999 sudah beroperasi untuk PDAM Pamekasan.
  • Mengerahkan Emergensi Genset milik PLN Distribusi Jateng, Jabar, dan DKI. Terkumpul total 22 unit genset dengan kapasitas sekitar 5 MW.
  • Secara bertahap genset datang dan dioperasikan untuk kepentingan vital, seperti PDAM, Rumah Sakit, Lembaga Pemasyarakatan, Kantor Polisi, Kodim dan Kantor Pemerintahan.
  • Sampai hari Jumat tgl 25 Februari 1999, 22 unit diesel genset tersebut telah beropersi tersebar diseluruh Daerah Tingkat II di Madura.
  • Dengan kemampuan 22 unit genset sekitar 5 MW, PLN belum dapat melayani Pelanggan Umum.

Kronologi penahanan KAPAL DAGANG "KOTA INDAH":

  • Petugas PLN Gresik mendeteksi ada gangguan kabel laut dan langsung mencurigai kapal yang sedang berada di atas daerah kabel laut.
  • Berkenaan dengan kenyataan itu pihak PLN meminta Syahbandar menahannya.

Kronologi Pemasangan Kabel Bawah Laut:

  • Tahun 1987 dua kabel laut 150 kV ex BICC beroperasi.
  • Kabel ex BICC adalah 3 core conductor Cable dengan oil filled type, ditanam 3 meter dalam tanah keras dasar laut pada daerah alur kapal.
  • Kabel tersebut berdiameter 150 mm.
  • Lokasi penggelaran kabel telah disetujui oleh Dirjen Perhubungan Laut.
  • Pada peta Pelabuhan telah tercantum larangan lego jangkar disekitar letak kabel laut tersebut.
  • Rambu-rambu telah dipasang sesuai persyaratan yang diminta oleh Dephub.
  • Tahun 1994 kabel 2 terganggu/rusak, yang diduga kuat tersangkut jangkar kapal "Ocean Competence".
  • Tahun 1996 kabel 3 ex Showa terganggu, dan rusak yang diduga kuat tersangkut jangkar kapal "Festivity".
  • Tahun 1997 diketahui kabel 3 terganggu dan rusak disebabkan tersangkut jangkar kapal "Bali Sea".

Data-data Kelistrikan di Pulau Madura:

  • Jumlah pelanggan        : 281 ribu lebih
  • Beban siang hari         : 15 - 20 MW
  • Beban malam hari       : 70 - 75 MW
  • Jumlah Gardu Induk 150/20 KV: 5 buah (Gili Timur, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep)
  • Jumlah ranting PLN: 9 ranting.

Program pemulihan jangka pendek:

  • Program darurat, yaitu pengerahan genset sebanyak 22 unit dengan total kapasitas sekitar 5 MW. Yang dilayani adalah PDAM, RS, Kantor kantor ABRI dan Pemerintahan.
  • Program jangka pendek, yaitu sewa Diesel yang direncanakan sebesar 40 MW.
  • 10 MW pertama akan ditempatkan di Sumenep, dan direncanakan sudah beroperasi pada minggu ke-3 Maret 1999.
  • 10 MW kedua PLTD Apung rencananya ditempatkan di PT Garam. Diprogramkan akan beroperasi pada akhir Maret 1999.
  • 10 MW rencana akan ditempatkan di Bangkalan diharap dapat beroperasi 5 MW akhir Maret dan total 10 MW pada awal April 99.
  • Sekitar 6 MW akan ditempatkan di Sampang yang terdiri dari 11 unit. Rencana akan beroperasi awal April 99.
  • Program jangka menengah, yaitu perbaikan kabel laut yang mengalami kerusakan.
  • Program jangka panjang, yaitu menempatkan pembangkit di Pulau Madura, disamping penjajagan mencari route baru kabel laut.
  • Yang perlu diperhatikan adalah saat penyalaan sudah dimusyawarahkan dengan segenap unsur masyarakat untuk pengaturan giliran menyala, agar tidak timbul kecemburuan.

Kisaran Biaya:

  • Investasi untuk pembangunan kabel bawah laut sebesar 215 milyard.
  • Biaya untuk sewa Diesel, bahan bakar, biaya bongkar pasang, perubahan instalasi dsb, diperkirakan 120 milyard.
  • Pendapatan dari pelanggan di Madura berkisar 3,3 - 3,5 milyard per bulan. (Tahun 1998 pendapatan total PLN Cabang Pamekasan sebesar 39 milyard).

Kendala yang dihadapi:

Non teknis

  • Harus selalu dipantau dan diantisipasi kemungkinan gejolak masyarakat yang tidak puas terhadap situasi yang mereka rasakan akibat terganggunya aliran listrik ini.
  • Adanya gejala diluar pulau itu sendiri yang cenderung mengail di air keruh.
Teknis
  • Perlu survey yang mendetil guna penempatan diesel sewa, mengingat jalan yang sempit, pengerasan u/pondasi, supply bahan bakar, dan masalah lingkungan.
  • Pengaturan beroperasinya unit yang tersebar, dan beban yang bervariasi yang mana sangat erbeda jauh antara beban siang dan beban malam hari, oleh karena itu memerlukan koordinasi operasi yang lebih teliti.

Hal-hal yang memberi harapan:

  • Adanya dukungan yang positif dari para ulama dan pejabat.
  • Mengalirnya bantuan genset, baik dari perusahaan multinasional, pengusaha lokal, ulama yang sangat membantu meringankan beban PLN.

top
Serambi MADURA PadepokanVirtual
Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment