Dampak Macetnya PDAM di Madura: Permintaan Air Kemasan Naik
Surabaya - Surabaya Post Macetnya aliran air PDAM di Madura akibat padamnya aliran listrik PLN menyebabkan permintaan air minum dalam kemasan naik hingga 100%. Kenaikan ini mulai terlihat sejak tiga hari lalu. Permintaan diperkirakan akan terus meningkat sampai genset untuk PDAM yang diatangkan dari beberapa daerah berfungsi.
Beberapa distributor air kemasan yang dihubungi Surabaya Post, Kamis (25/2) menyatakan, peningkatan permintaan tidak hanya untuk kebutuhan minum saja, namun juga untuk kebutuhan lain seperti mandi dan cuci.
"Sejak tiga hari lalu permintaan naik menjadi sekitar 650 galon setiap hari," kata Toto Sucartono, SE, regional manager Indonesia Timur PT Tirta Investama (distributor Aqua).
Permintaan naik dua kali lipat dari hari-hari biasa dengan rata-rata 350 galon. Kendati kemacetan PDAM sudah sejak pekan lalu, namun peningkatan baru terlihat tiga hari ini. Dengan begitu hingga akhir bulan ini diperkirakan permintaan naik sekitar 20% dari Januari.
Peningkatan permintaan juga terjadi pada kemasan kecil. Padahal biasanya jika suatu pasar terjadi kemacetan aktivitas dan perjalanan, permintaan kemasan kecil akan turun. Seperti diketahui dengan padamnya listrik di seluruh wilayah Madura, otomatis aktivitas jauh berkurang.
Namun permintaan kemasan kecil justru naik lebih banyak. Menurut Toto, hal itu berkait dengan kedatangan tenaga ahli ke Madura sehubungan dengan perbaikan sarana umum yang sedang terganggu. "Pasar inilah yang potensial untuk digarap," imbuhnya.
Untuk wilayah Madura, sentra pasar ada di tiga wilayah besar yaitu Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep. Dari data penjualan selama bulan Februari hingga kemarin (24/2) tercatat total penjualan seluruh Madura 5 galon 19.672 buah dan kemasan kecil (240 ml, 600 ml, 625 ml dan 1.500 ml) sebanyak 5.055 kemasan. Itu belum termasuk pedagang dari Madura yang datang langsung ke Surabaya untuk kulakan.
Sementara itu Silvia Herawati, manajer pemasaran PT Atlantic Biruraya, distributor Cheers telah menyiapkan pasokan tambahan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. "Informasi dari para agen di Madura, kondisi tersebut akan berlangsung hingga enam bulan ke depan," katanya.
Silvia menilai permintan kemasan kecil akan lebih besar ketimbang galon. Hal itu karena masyarakat lebih mengutamakan permintaan untuk air minum secara ritel. Selain praktis juga harganya lebih terjangkau. Air minum kemasan galon membutuhkan alat tambahan.
Beberapa agen yang dihubungi Silvia hingga kini mengaku belum kesulitan pasokan. Namun para agen sudah memprediksi permintaan akan makin meningkat.
"Genset yang didatangkan ke Madura untuk PDAM kabarnya belum beroperasi sehingga untuk sementara ini masyarakat masih banyak yang mengandalkan air minum kemasan," kata Ari Nugroho, kepala depo PT Tiyatama Tirta Indah, distributor Olala Vit. (hap)