Minggu, 3 Januari 1999 |
SURYA
|
Ikamra Keberatan
Pangdam Joko Diganti
Surabaya, Surya
Ikatan Keluarga Madura (Ikamra) Jatim menyatakan keberatan bila Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Joko Subroto diganti. Alasannya jasa Pangdam Joko untuk masyarakat Jatim cukup banyak.
Ketua Umum Ikamra Jatim HR Ali Badri, Sabtu 2/1, mengungkapkan, Pangdam Joko Subroto sangat berjasa dalam mengamankan Jawa Timur. Itu bisa dilihat dari kestabilan dan ketentraman warga Jatim selama Joko Subroto menjadi Pangdam V/Brawijaya.
Untuk itu, Ali sangat terkejut ketika ada usulan agar Pangdam V/Brawijaya diganti. "Atas inisiatif saya sendiri, saya menanyakan kepada yang menyampaikan usulan itu," kata Ali Badri yang mengaku memiliki ratusan ribu anggota warga Madura yang tersebar di seluruh pelosok Jatim ini.
Sepengetahuan Ali usulan itu dari NU, karena itu pihaknya langsung menemui Khatib Syuriyah PBNU Dr Said Aqil Siradj di Ciganjur. Tujuan utama Ali menemui KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), namun Gus Dur waktu itu sedang periksa ke dokter.
Setelah bertemu, menurut Ali, Dr Said Aqil menyampaikan dirinya tidak pernah mengusulkan agar Mayjen TNI Joko Subroto harus dicopot dari jabatan Pangdam Brawijaya. "Saya hanya mengatakan, Muspida Tk I Jatim harus bertanggung jawab atas tragedi pembantaian warga NU di Banyuwangi dan saya yakin Muspida Jatim mampu mengatasinya dengan baik sesuai dengan hukum," tulis Said Aqil dalam selembar kertas berlogo PBNU yang diberikan kepada Ali Badri.
Ali sangat menyesalkan adanya usulan pencopotan Pangdam V/Brawijaya itu, karena menurutnya yang bisa mencopot Pangdam adalah Panglima ABRI dan Kepala Staf AD. "Sebaiknya dalam bulan suci Ramadan kita tidak memperkeruh suasana, mari kita buat Jatim ini tenang sejuk jauh dari amarah dan kerusuhan," tutur Ali yang juga Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Surabaya.
Ditegaskan, usulan ini bukan karena Pangdam V/Brawijaya orang Madura. "Terlepas dari itu, kami hanya melihat keberhasilan Pak Joko mengamankan Jatim dengan tenang tanpa emosi," ungkapnya. Sementara Said Ali Siradj membenarkan pernah ditemui Ali Badri di Jakarta. Dalam kesempatan itu Aqil menjelaskan kepada Ali pertemuannya dengan Menhankam/Pangab Jendral TNI Wiranto terkait dengan kasus pembunuhan berlatar belakang isu dukun santet. Kepada Pangab Aqil minta agar Muspida Jatim mempertanggung jawabkan kasus tersebut.(pit/stl/tya)