Kasus kedua terjadi 7 Oktober 1996. Kabel laut yang menghubungan gardu induk (GI) di Gresik dengan GI di Tajungan, Kamal itu tergaet jangkar kapal motor Festivity berbendera Panama. Kabel interkoneksi Jawa-Bali-Madura itu jebol, bahkan pelumas yang menjadi bagian dari pendinginan kabel bocor. PT PLN mengajukan klaim ganti rugi Rp 2 miliar lebih kepada pemilik kapal di Singapura. Tuntutan ini telah diajukan ke mahkamah internasional, namun ganti rugi yang terbayar tidak sebanding dengan yang diharapkan PT PLN.
Kirim Generator
Untuk menangani sementara listrik di kawasan Madura, PLN Distribusi Jatim telah mengirimkan tiga unit mobil generator. Mobil darurat yang masing-masing berkekuatan 250 KVA itu diutamakan untuk membangkitkan listrik beberapa fasilitas umum, seperti rumah sakit dan PDAM.
Sementara siang tadi PLN Semarang mengirimkan bantuan dua unit mobil generator berkekuatan 350 KVA. "Kami pun juga sudah berkoordinasi dengan PLN Bandung dan DKI untuk mendatangkan mobil-mobil generator," kata Adnyana, Deputi Pimpinan Bidang Pengendalian PLN Distribusi Jatim.
Dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat sore, Kepala PLN Distribusi Jatim, Ir Hizban Achmad mengatakan, perbaikan diperkirakan akan berlangsung sampai satu bulan.
Hizban menyebut padamnya aliran listrik itu semata-mata karena musibah. "Jadi ini bukan suatu kesengajaan dari PLN," ujarnya.
Lebih jauh dikatakan, untuk menangani padamnya listrik itu pihaknya memang masih mengutamakan fasilitas umum dulu. Sedang untuk membantu penduduk, PLN berniat mencari diesel-diesel yang disewakan.
Upaya lain yang dilakukan PLN, menghubungi berbagai pemasok listrik. Termasuk ke Singapura dan beberapa negara lain. "Sudah kami temukan genset berkekuatan 15 MW, tapi baru datang sekitar seminggu lagi," lanjut Hizban.
PLN juga telah mendapatkan informasi adanya tujuh genset kecil yang kalau ditotal memiliki kekuatan 10 MW.
Dijelaskan dengan 281 ribu pelanggan, beban PLN seluruh Madura mencapai 60-72 MW. Dengan rincian Kabupaten Bangkalan-Gili Timur 20,61 MW, Sampang 15 MW, Pamekasan 19,4 MW, dan Sumenep 16,6 MW. (hm, eno)