back
Serambi MADURA https://zkarnain.tripod.com/
Internet Based Life-long Learning Environment
for Maintaining Professional Vitality

Hiburan
Minggu, 20 Agustus 00
KOMPAS


Madura, Keindahan dalam Kelengangan

Kompas/arbain rambey
MAJALAH berita internasional Time dalam edisinya yang terbit pekan depan (edisi 21 Agustus-28 Agustus 2000) menuliskan dalam sebuah bagan: enam dari 10 orang Madura tinggal di luar Pulau Madura.

Tulisan itu menyentak kita yang lebih merasa dekat kepada orang Madura daripada majalah Time. Benarkah demikian ?

Kenyataan dari paparan majalah Time itu sedikit banyak bisa dibenarkan bila kita pernah menyempatkan diri menyeberang ke Pulau Madura dari Surabaya. Betapa penyeberangan dari Tanjung Perak ke Kamal itu sangatlah ramainya. Dua puluh empat jam sehari, dan dalam sebuah penyeberangan ratusan orang diangkut.



SUNYI DAN BERSIH - Taman tua di bawah Mercu Suar Bangkalan yang dibuat pada abaad ke-19 ini memberikan suasan tenang pada yang mengunjunginya.


Kompas/arbain rambey
Dari para penyeberang itu, bisa dipastikan 90 persen lebih adalah orang Madura yang mencari kerja di Surabaya atau tempat-tempat lain. Kenyataan ini berbanding terbalik dengan penyeberangan Jawa-Bali dari Banyuwangi ke Gilimanuk. Di sana, hampir semua penyeberang adalah wisatawan.

Pulau Madura relatif tidak terlalu "terjual" sebagai obyek wisata. Umumnya orang hanya mengaitkan Pulau Madura dengan obyek wisata karapan sapi.








ARSITEKTUR CINA - Masjid Agung Sumenep dengan arsitekturnya yang bergaya Cina.


Kompas/arbain rambey
Namun, sesungguhnya Pulau Madura sangatlah eksotis untuk wisatawan yang mencari tempat asli, asri, dan bersejarah. Air terjun Toroan di Ketapang misalnya. Selain sangat unik, air sungai langsung terjun ke laut-air terjun Toroan masih bersih dari coretan-coretan cat dari orang yang tidak menghargai keindahan alam.



TERJUN KE LAUT - Air terjun Toroan di Ketapang sangatlah unik karena air dari sungai langsung terjun ke laut.


Kompas/arbain rambey
Kelengangan Pulau Madura membuat banyak tempat yang biasa-biasa saja menjadi indah terutama di mata wisatawan yang datang dari tempat-tempat "ruwet" seperti Jakarta. Seseorang yang ber-KTP DKI Jaya yang sehari-hari didera kemacetan dan stres mungkin akan merasa masuk ke dunia lain saat berada di taman tua di bawah mercusuar Bangkalan. Pohon-pohon asam dari abad ke-19 di sana seakan berceritera bahwa tempat itu pernah begitu penting.










DARI LUAR - Pemandangan dari luar kompleks pemakaman raja-raja Sumenep, Asta Tinggi.


Kompas/arbain rambey
Di ujung Timur Madura, sisa-sisa keagungan Keraton Sumenep masih menyisakan pesona tidak terbatas pada penggemar fotografi atau tempat-tempat perziarahan. Kompleks makam raja di Asta Tinggi atau bekas Keraton Sumenep yang dijadikan museum sungguh menyadarkan kita bahwa Madura juga sempat mendapat pengaruh Eropa pada beberapa bangunannya.

Pengaruh Cina secara mengejutkan justru kita temui pada Masjid Agung Sumenep. Pendek kata, Madura sungguh indah. (arb/bur/mba)







DARI DALAM - Pemandangan dari dalam kompleks pemakaman raja-raja Sumenep, Asta Tinggi. Pengaruh arsitektur Eropah sangat kental di sini.

Berita hiburan lainnya: