Atasi Pengungsi Sambas, Jajaki Transmigrasi Lokal
Surabaya - Surabaya Post
Pemda Jatim menjajaki kemungkinan memindahkan para pengungsi Sambas yang kini tersebar di Madura ke beberapa daerah di Jatim. Penjajakan melakukan transmigrasi lokal itu dilakukan sebagai antisipasi jika mereka tak mau kembali ke Sambas.
Untuk itu, Wagub Kesra Drs Imam Soepardi memanggil empat bupati di Madura, Jumat kemarin. Sejumlah kepala dinas dan Kakanwil juga dikumpulkan untuk menggali masukan sebagai upaya rehabilitasi sosial para pengungsi.
"Kita baru mencari berbagai solusi. Tahapnya masih penjajakan. Ini kami lakukan untuk berjaga-jaga barangkali mereka tak mungkin kembali ke Sambas dan minta tetap tinggal di Jatim," kata Wagub Imam Soepardi, di ruang kerjanya, Sabtu (3/7) pagi.
Dikatakan, dia merasa perlu memanggil keempat bupati (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep) itu karena para pengungsi Sambas tersebar di daerah itu. Hingga kini jumlah mereka tercatat 20.958 jiwa (4.982 KK). Sebagian besar (sekitar 16.000 jiwa) tersebar di Kec. Bangkalan.
Bupati Bangkalan, Moch. Fatah mengaku, jika penanganan para pengungsi Sambas tak segera tuntas, beban itu tidak saja menggencet mereka, tapi juga Pemda. Alasannya, kondisi para pengungsi yang kini tinggal di tempat-tempat penampungan dikhawatirkan menjadi sasaran serangan berbagai penyakit.
Ditampung Keluarga
Tentang kondisi para pengungsi, Imam Soepardi mengatakan, sebagian besar masih ditampung famili atau keluarga mereka. Sebagian lain menempati barak-barak bangunan pemda setempat.
Karena itu, Pemda Jatim menyiapkan sejumlah dana rehabilitasi rumah penduduk yang menjadi tumpangan pengungsi. Ini dilakukan karena daya tampung rumah-rumah itu rata-rata di luar kelaziman. Satu rumah ada yang ditinggali 20-30 KK dengan kondisi memprihatinkan.
Pemda Jatim dengan dukungan dana dari Bappenas juga menyiapkan barak-barak penampungan. Diproyeksikan, dana bantuan Rp 2,4 miliar itu mampu membuat barak penampungan untuk 1.000 KK. Pemda juga terus menghimpun dana dari LSM-LSM yang peduli pada pengungsi Sambas.
Imam Soepardi belum bisa memastikan pola yang akan ditempuh untuk menangani para pengungsi. Barak penampungan sendiri diplot sementara. Karena sebagian besar pengungsi ingin kembali ke Sambas. Cuma, saat ini mereka belum mau karena masih trauma.
"Faktor keamanan memang yang paling menentukan. Kalau di sana masih rawan, mereka mungkin tak mau kembali. Ini yang kami pikirkan. Karena itu, transmigrasi lokal kami jadikan alternatif pemecahan," katanya. (sha)