back |
|
Serambi MADURA |
PadepokanVirtual Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment
|
SURABAYA Senin, 12 April 1999
| Surabaya Post
|
Wadah Baru untuk Korban Sambas:
Ulama Madura Bentuk IKMI
Surabaya - Surabaya Post
Berkaitan dengan musibah Sambas, sejumlah ulama dan tokoh masyarakat Madura membentuk IKMI (Ikatan Keluarga Madura Indonesia). Wadah baru tersebut dibentuk di Hotel Ibis Jl. Rajawali, Minggu (11/4) petang, karena tidak puas dengan keberadaan wadah lain yang mengatasnamakan Madura dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan Sambas.
Hal ini dikemukakan KH Fuad Amin, pimpinan pondok pesantren Saickona Kholil, Bangkalan. Sebagai Ketua IKMI adalah H Mustofa Imron, dengan wakil ketua antara lain H A. Zaini, dan H Busiri. Sekretaris, H Ismail Syarif. Bendahara, H Syihab. Sesepuh warga Madura H Moch. Noer menjadi ketua pembina, dan KH Fuad Amin salah satu wakilnya.
"Saya sangat menyayangkan perkumpulan yang mengatasnamakan masyarakat Madura, memungut sumbangan dari mana-mana, tetapi tak sampai kepada mereka yang membutuhkan," kata Fuad Amien.
Dikatakan, pihaknya sudah dua kali ke Pontianak dan Sambas. Ia berterima kasih kepada Pemda Tk. I Kalbar yang banyak membantu. Juga kepada Pangab yang telah mengirim 6 SSK (satuan setingkat kompi) ke sana. Itu sangat membantu warga Madura.
Selain itu PMI Internasional menyumbang 3.500 sarung, 3.000 handuk, dan 2.000 selimut. Sumbangan juga datang dari salah satu LSM Belanda pemerintah.
Sedang bantuan organisasi yang mengatasnamakan Madura, sampai 4 Mei 1999 lalu belum sampai. "Bahkan kemarin saya telepon ke Pontianak, bantuan itu belum diterima," kata Fuad Amien.
Dijelaskan, fungsi utama IKMI untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada masyarakat Madura, agar tak berbuat yang terkesan kurang akhlakul karimah. Sebab masyarakat Madura terkesan keras, suka carok, mau menangnya sendiri. Dari sisi negatif-negatifnya itu yang perlu diperbaiki.
"Ini perkumpulan yang independen, tak akan terjun dalam politik dan dukung mendukung pencalonan walikota, lurah, atau RT. Soal menghimpun dana itu bagaimana nanti selanjutnya," kata ia.
Saling Mengontrol
H A. Zaini, Wakil Ketua IKMI yang juga Wakil Ketua Lembaga Kemanusiaan Musibah Sambas, menjelaskan, uang yang terkumpul melalui LKMS sebesar Rp 200 juta. "Besok dikirim ke Bangkalan, yang Rp 150 juta dikirim ke Sambas besok lusa," ujarnya.
Soal keberadaan terbentuknya beberapa lembaga bantuan musibah Sambas, menurut Zaini tak ada masalah. "Yang penting tujuannya sama, dan untuk bisa saling mengontrol," ujarnya.
KH Nuruddin A. Rachman, pondok Mambaul Hikam, Ketengan, Bangkalan menyatakan, berharap beberapa organisasi yang terbentuk tidak saling menjegal.
IKMI berupaya kehidupan warga Madura di Kalbar kembali normal seperti semula. "Ini perjuangan yang sangat sulit, tetapi setapak demi setapak harus kita perjuangkan," kata ia.
Pihaknya sudah kontak dengan tokoh masyarakat di sana, insya Allah dalam minggu ini para kiai akan datang ke sana, tanpa membawa atribut apa-apa, kecuali label sosial dan perdamaian. Hal itu untuk mengetahui apa keberatan masyarakat di sana tentang keberadaan masyarakat Madura.
Selanjutnya dikomunikasikan dengan masyarakat Madura, untuk mawas diri ke dalam. Karena mungkin masyarakat Madura tak positif semua, ada hal-hal yang negatif. Kenegatifan itu harus diakui secara jantan, lalu mengadakan perbaikan-perbaikan intern.
Sebab anggapan sementara yang muncul di sana masyarakat Madura arogan dan tidak patuh hukum. Padahal itu perbuatan oknum individual, jangan dikaitkan dengan etnis. "Itu harapan kita," ujarnya. (eru)
top