Ikatan Warga Madura (Ikamra) di Surabaya mengancam akan menuntut PLN ke pengadilan jika dalam satu bulan listrik dari PLN di Pulau Garam tidak menyala.
Ketua Ikamra Surabaya H Drs Badri Zaini sehabis mengikuti dialog ulama dengan Kapolwiltabes dan para Kapolresta di Mapolwiltabes Surabaya, Jumat (26/2) siang mengatakan keluarga Madura di Surabaya merasa prihatin atas terputusnya aliran listrik dari PLN ke Madura. Hal itu merugikan masyarakat, sementara upaya PLN memperbaiki jaringan yang putus belum ada kepastian sehingga membuat warga Madura resah.
"Listrik di wilayah Madura ini merupakan kebutuhan primer. Jika tidak segera ada kepastian kapan menyalanya tentu banyak warga Madura mengalami kerugian baik materi maupun mental. Banyak industri rumah tangga mereka berhenti, gara-gara peralatannya tak mampu digerakkan karena tenaga penggerak menggunakan aliran listrik PLN. Kan ini merugikan masyarakat. Sedangkan PLN sendiri sampai kini belum mampu mendeteksi kapan aliran listrik itu bisa didapatkan kembali," katanya.
Menurut Badri, siapa yang menyebabkan kerusakan pada jaringan listrik di bawah laut itu belum diketahui secara pasti. "Terus siapa yang disalahkan? Apakah kerusakan ini nantinya terulang pada kerusakan pertama kali yang menyebut kerusakan itu karena kapal asing?" tandas Badri.
Seharusnya, menurut dia, kerusakan jaringan kedua ini tak perlu terjadi seandainya PLN mau menerapkan sistem, tempat kabel di bawah laut dalam radius tertentu tidak boleh dilalui atau dijadikan tempat sandar kapal, dengan diawasi secara ketat oleh petugas.
Untuk meringankan beban warga Madura mengatasi padamnya aliran listrik, Ikamra dalam bulan ini hendak menyumbang sekitar 5.000 unit lampu petromaks. Barang-barang itu diperoleh dari iuran dan sumbangan anggota Ikamra, serta para pengusaha di luar anggota Ikamra yang peduli terhadap kesulitan warga Madura.
Pimpinan PLN Distribusi Jatim, Ir Hizban Achmad menjelaskan Sabtu (27/2) siang tadi, hari ini sudah datang dua unit genset dari Jakarta yang berkekuatan total 5 megawatt.
"Untuk pendistribusian dayanya diserahkan sepenuhnya ke Cabang Madura, karena mereka yang lebih tahu pos-pos mana saja yang harus didahulukan," katanya. (bas, o1)