back | |
Serambi MADURA |
PadepokanVirtual Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment |
Rabu, 31 Maret 1999 | Jawa Pos |
Tokoh-tokoh Madura dijadwalkan diterima Presiden Habibie di Istana Negara minggu depan. Mereka akan melaporkan temuan tentang kerusuhan Sambas setelah melakukan investigasi dua minggu di Kalbar. Mereka juga berniat menyampaikan aspirasi berkaitan dengan kerusuhan yang merenggut ratusan nyawa dan menghancurleburkan ribuan rumah itu.
Para tokoh Madura yang akan menghadap presiden ini dipimpin Ketua Umum Ikamra (Ikatan Masyarakat Madura) Pusat H Ali Badri Zaini. Mereka merupakan perwakilan Ikamra Kalbar, Jatim, DKI, dan para ulama. "Surat permohonan menghadap presiden sudah kami kirim ke Sekretariat Negara dua hari lalu, tapi belum dapat jawaban. Insya Allah, minggu depan kami ke Jakarta," ungkap Ali Badri didampingi Wakilnya, H Muhammad Husaini, kemarin.
Kepada presiden, Ikamra akan meminta pemerintah menangani secara serius kerusuhan di Sambas, termasuk soal masa depan warga Madura yang mengungsi. Sebab, kalau kasus ini tak segera terselesaikan, situasi di Kalbar bisa semakin panas. "Soalnya, ada puluhan ribu warga Madura di provinsi itu," kata Ali Badri.
Ali bersama ketua Ikamra Kalbar dan Ikamra DKI, selama sekitar dua minggu, berada di Kalimantan Barat untuk menenangkan warga Madura di sana. Saat itu, dia sempat berdialog dengan Muspida Kalbar, dari gubernur, Pangdam, Kapolda, hingga para tokoh Melayu dan Dayak. Ali juga mengunjungi barak-barak pengungsi di Singkawang dan Pontianak.
Menurut Ali, saat ini sudah sekitar 30.000 warga Madura di Sambas yang mengungsi. Namun, belum diketahui nasib mereka selanjutnya. "Kabar terakhir yang saya terima tadi malam (Senin malam, Red), Gubernur Aspar Aswin berjanji akan mempekerjakan para pengungsi itu ke PTP-PTP yang ada," jelasnya.
Daerah paling rawan kerusuhan di Sambas, menurut dia, adalah Tebas, Samalantan, Sanggaledo, Tambayan, Dawai, Jerat, dan pinggiran Sambas. Karena itu, Ikamra minta kerusuhan dilokalisasi. Sebab, kalau tidak, kerusuhan bisa merembet ke Pontianak. "Ini sangat berbahaya. Pontianak bisa hangus dan korban jiwa bisa ribuan orang."
Ali juga mengatakan, berdasarkan data aparat keamanan setempat, sudah 55 orang yang diduga sebagai provokator kerusuhan Sambas ditangkap, termasuk H Abdul Kadir yang dituding sebagai penyokong dana. Seorang lagi tokoh provokator, Nur Ikhsan, masih diburu.
Ali menengarai, ada usaha mengadu domba warga Madura dengan ABRI. Hal itu terbukti dengan tertangkapnya seseorang berpakaian ABRI yang memberondong truk pengungsi Madura. Setelah tertangkap, orang itu ternyata bukan anggota ABRI. "Dengan cara begitu, pihak yang mau mengadu domba menghendaki orang Madura marah pada ABRI. Tapi, alhamdulillah, kami tak terpancing," paparnya.
Ali dan tokoh-tokoh Madura menjamin warga Madura di Madura tidak akan bergolak, ramai-ramai menyerbu Sambas. "Prinsipnya, pemerintah dan aparat harus sungguh-sungguh menangani kerusuhan Sambas dan para pengungsinya," tandasnya. (ari)