Kedatangan para pengungsi Sambas gelombang II yang diangkut KM Bukit Raya itu merupakan kelanjutan dari arus pengungsi gelombang I sebanyak 1.573 orang yang tiba akhir Maret lalu. Mereka itu berangkat dari Pontianak pada Selasa (13/4). "Menyambut kedatangan mereka, kami menyiapkan kendaraan angkutan untuk membantu proses pemulangan pengungsi itu hingga ke Madura, terutama pendatang yang tak dijemput keluarganya," kata Ismail, yang juga Ketua DPC Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Surabaya itu, Rabu (7/4).
Potongan Tiket
Seorang tokoh Generasi Muda Madura H Ismail Syarif yang hadir pada pertemuan itu juga menginformasikan bahwa seorang ulama Bassra KH Fuad Anam berhasil menegosiasikan harga tiket kapal Pelni dari Sampit ke Surabaya hingga 50% di bawah harga resmi.
Jika harga tiket ekonomi untuk jurusan itu dipatok Rp 85 ribu, Pelni memberi keringanan jadi Rp 42.500,00. Karenanya, ketika ulama Bassra ini membayar Rp 14 juta berarti dapat 330 tiket kapal.
Tindak lanjut dari upaya menangani kedatangan arus pengungsi dari Sambas, Kakanwil VI Jamsostek H Odang Muchtar menginstruksikan Kepala Kantor Cabang Jamsostek Tanjung Perak Sutrisno F., bersama H Ismail Syarif meminta izin Adpel Tanjung Perak membuka posko simpatik di dekat Gapura Surya.
"Selain tenaga medis dan perawat, kami menyediakan obat-obatan. Jika di antara pengungsi Sambas itu butuh pertolongan segera, maka pelayanan kesehatan di posko simpatik bisa mengatasi," ujar Sutrisno. (ahn)
top