"SAYA sudah mengingatkan sopir agar mengurangi kecepatan. Tapi, tiba-tiba, mobil oleng dan menabrak pohon, lalu terbakar," kata Busiri (25), salah satu korban yang menderita luka bakar dalam kecelakaan MPU di jalur Blega-Sampang.
Kecelakaan tragis yang menewaskan 11 orang dari 20 penumpang MPU (termasuk sopir), Senin (15/2) kemarin, itu berlangsung amat cepat. Tiba-tiba saja sekitar 50 meter sebelum menabrak pohon, mobil oleng dan berjalan zig-zag.
Tak diketahui, apakah sebelum menabrak pohon ada percikan api. Menurut saksi mata, api baru diketahui menyala dan langsung membesar usai MPU itu menabrak pohon. Dalam waktu singkat, api membakar seluruh isi mobil sehingga sembilan penumpang yang selamat pun tak luput dari luka bakar.
"Saya bisa menyelamatkan diri dengan merangkak, begitu pula penumpang lain yang sama-sama saya duduk di bagian depan," kata Busiri yang menderita luka bakar di muka, bahu, tangan, kaki, saat ditemui di Puskesmas Blega, kemarin siang.
Dia juga masih sempat menolong seorang bocah (Ali Mas'ud) yang terlempar ke luar. Sedang tewasnya 11 penumpang itu diduga karena mereka pingsan atau terjepit tempat duduk seusai mobil menabrak pohon. "Mobil itu tiba-tiba terbakar. Saya hanya bisa berteriak meminta tolong, karena kepanasan," ujarnya.
Namun, tak ada satu pun orang yang berada di sekitarnya berani menolong penumpang di sekitar mobil yang terbakar itu. Apalagi tempat kejadian jauh dari perkampungan, sehingga sepi dari warga.
Kapolsek Blega, Letda Pol Shodik yang datang ke lokasi saat api masih membakar bodi MPU, juga tidak bisa berbuat banyak. Dia hanya meminta tolong pada pengendara mobil yang lewat untuk menghubungi SPBU agar meminjami alat pemadam kebakaran. Selain itu, ia juga mencegati mobil truk atau tangki yang membawa pemadam kebakaran.
"Namun, alat pemadam kebakaran tidak mampu mematikan api yang membubung hingga ke atas kabel telepon itu. Dalam waktu satu jam ini api baru bisa dipadamkan dengan bantuan masyarakat sekitarnya. Namun korban sudah banyak yang mati terpanggang di dalam mobil dan di luar," katanya.
Setelah api bisa dipadamkan petugas dari Polsek dan Satlantas Bangkalan, baru bisa mengevakuasi korban yang sudah menjadi arang ke RSUD Bangkalan, dan korban luka bakar ke Puskesmas Blega. Satu jam berikutnya mobil yang tinggal rangkanya diderek ke Polsek Blega.
Sopir Pengganti
Sementara itu, hasil penyelidikan Laka Lantas Polda Jatim, yang mem-back-up Polwil Madura dan Polres Bangkalan, penyebab kecelakaan di Jl. Raya Kampung Kopang, Desa Lomaer, Kecamatan Blega, itu diduga karena sopir MPU mengantuk. Naim, yang mengemudikan MPU nahas itu, adalah kernet yang menjadi sopir pengganti.
"Diduga penyebab kecelakaan, sopir MPU mengantuk. Karena sebelum menabrak pohon akasia lalu terbakar, ada tanda kendaraan melaju ke arah kanan jalan sejauh 25 meter," kata Kasat Lantas Polres Bangkalan, Lettu Pol Roesnadi, kemarin.
Petugas Ditlantas Polda Jatim yang turun ke lokasi adalah Kapten Pol Kodrat dan Kapten Pol Sumarsono. Kapolwil Madura Kol Pol Drs Baroeto Badroes didampingi Kapolres Bangkalan Letkol Pol Drs Sad Harunantyo bersama bagian laka lantas Polwil dan Polres hingga petang berada di tempat kejadian.
Seperti diberitakan (Surabaya Post, 15/2) 11 orang tewas terbakar dalam kecelakaan MPU Kamal-Pamekasan di Desa Lomaer, Kecamatan Blega, sedang sembilan penumpang lainnya menderita luka bakar dirawat di puskesmas setempat. Sementara mobil M 1900 FB, hangus terbakar tinggal rangkanya.
Dari semua korban yang tewas, 10 mayat yang hangus itu telah diambil keluarganya dari kamar mayat RSUD Bangkalan, sejak sore hari hingga tengah malam. Yang tersisa di kamar mayat sampai Selasa (16/2) pagi, seorang mayat laki-laki hangus terbakar belum diambil keluarganya. Ciri-ciri mayat itu memakai cincin batu akik di jari kedua tangannya.
Sepuluh korban tewas, B. Suhudi (55), Desa Samaran, Kecamatan Tambelangan, Sampang; Maniyah (58), dan Fatimah (25), Desa Kamarong, Kecamatan Kedungdung, Sampang; Sutiyah (30), dan H Habibah (70), Desa Sen-Asen, Kecamatan Konang; Nimah (21), dan anaknya Wahid (3), Desa Cangkareman, Kecamatan Konang, Bangkalan; Hayadi (22), dan adiknya Hosma (18), Desa Ombul, Kecamatan Kedungdung, Sampang; dan sopir MPU Naim (18), warga Kampung Baru, Desa Kamal, Kecamatan Kamal, Bangkalan.
Sedang sembilan korban luka bakar yang dirawat di RSUD Bangkalan, Ali Mas'ud (2), Desa Sen-Asen, Konang, Bangkalan; Romi Santoso (17), Desa Taleyan, Kecmatan Jrengik, Sampang; Busiri (25), dan Holil (17), Desa Sumber, Kecamatan Tambelangan, Sampang; Buradin (42), dan Muninten (40), Desa Cangkareman, Kecamatan Konang, Bangkalan; Hotijeh (22), Desa Ombul, Kecamatan Kedungdung, Sampang; Nurmai (57), Desa Karanganyar, Kecamatan Sampang; dan Hj Romlah (54), Desa/Kecamatan Jrengik, Sampang. (kas)