Universitas Bangkalan Bantah Dapat Kredit Usaha Tani Rp 1 Miliar
Bangkalan - Surabaya Post
Bupati Bangkalan Dr (Hc) Ir Moh. Fatah, M.M., yang juga Rektor Unibang, mengklarifikasi atas dugaan Universitas Bangkalan menerima dana KUT Rp 1 miliar pada pengucuran 1998/1999. Karena isu yang berkembang di luar, Rektor mendapatkan KUT untuk Unibang.
Hal ini disampaikan dalam pertemuan dengan wartawan Bangkalan di aula Pemda, Senin (8/5) siang. Bupati menyampaikan klarifikasi atas pertanyaan seorang wartawan tentang uang KUT Rp 1 miliar untuk Unibang.
"Tidak benar Unibang mendapatkan uang KUT Rp 1 miliar. Uang itu telah dikembalikan, karena milik negara," kata Bupati, membantah isu tersebut.
Dijelaskan, pada waktu itu dia yang dipercaya menjadi Rektor Unibang amat kebingungan mengelola perguruan tinggi swasta terbesar di Madura ini. Karena saat diberi amanat, kondisi Unibang seperti orang sakit parah.
Unibang mempunyai tanah 60 ha, sehingga layak untuk mendapatkan kucuran dana KUT. Makanya, dia selaku Rektor menyampaikan pada Ketua Yayasan kemungkinan untuk mengelola KUT.
"Saya juga sampaikan tentang fee dari KUT itu. Tetapi setelah dipikir panjang, akhirnya uang KUT itu dikembalikan lagi karena milik negara. Kenapa, karena kami khawatir di kemudian hari terjadi permasalahan. Sekali lagi kami tegaskan Unibang tidak pernah menerima dana KUT," ujarnya mengklarifikasi isu yang berkembang di sebagian masyarakat.
Namun Moh Fatah membenarkan para dosen nyambi di luar sebagai tenaga konsultan. Karena di Unibang ada badan yang bernama LP3M, yang bisa memberikan atensinya pada yang membutuhkan.
"Dosen di Unibang banyak yang pintar. Mereka diperlukan tenaganya sebagai konsultan di mana saja. Dari penghasilan di luar itu, mereka harus menyetor ke Unibang 20%-nya," kata Bupati yang merasa terpanggil sebagai putra daerah untuk menyelamatkan Unibang dari "kematian".
Menurut Bupati yang menjadi Rektor Unibang sekitar satu tahun ini, berbagai upaya halal dilakukan untuk mempertahankan perguruan tinggi yang pernah jaya pada saat donaturnya salah seorang konglomerat papan atas.
"Saya sendiri tidak mau menerima gaji, bahkan tidak tahu berapa besar gaji rektor. Bagi saya, yang penting Unibang bisa tetap jalan. Kini tengah melakukan penataan untuk bisa mandiri dengan situasi sekarang," jelas dia. (kas)
|