Sekitar 600 pengungsi asal Sambas, Kalimantan Barat tiba di pelabuhan Tanjung Perak, menumpang KM Bukit Raya, Rabu (26/5) siang tadi. Jumlah ini menurun tajam, jika dibandingkan 5 kali tahap pengungsian yang mengalir pada beberapa minggu lalu.
Informasi ini dihimpun dari data Gerakan Peduli Sambas yang menjemputnya di Tanjung Perak.
"Masyarakat Madura yang mengungsi ini memang berkurang, jika dibandingkan minggu-minggu lalu. Mereka kan juga punya alternatif sendiri untuk pulang ke daerah asalnya di Madura. Jadi tak hanya menumpang kapal Bukit Raya ini. Sangat mungkin mereka menggunakan kapal lainnya," kata seorang pengurus Peduli Sambas.
Dari pengamatan Surabaya Post, ratusan pengungsi Sambas yang bercampur dengan ribuan penumpang KM Bukit Raya itu membawa semau perlengkapan rumah tangga. Wajah mereka tampak kusut dan kelelahan.
Dikonfirmasi di rumahnya, Rabu (26/5) siang, Ketua Pembina Ikatan Keluarga Madura Indonesia (IKMI) Jatim KH Fuad Amin mengakui jika gelombang V kedatangan pengungsi Sambas Kalbar turun drastis. Yang banyak justru penumpang biasa (rutin) yang memanfaatkan jasa pelayaran kapal penumpang Pelni tersebut. "Kami akui gereget berita Sambas makin tenggelam ditelan berita kampanye organisasi peserta pemilu (OPP). Namun tak berarti IKMI diam dalam menangani kedatangan pengungsi itu. Kami tetap membagi tugas dengan pengurus lainnya karena di antara pengurus ini ada yang jadi caleg (calon legislatif)," tuturnya.
Dari informasi orang IKMI di Kalbar, hanya sekitar 200 pengungsi yang masuk Jatim. Dari jumlah itu, lanjut Fuad, IKMI menangani 30 orang untuk dievakuasi ke Kec. Kokop dan Geger Bangkalan.
"IKMI mensinyalir sebagian penumpang kapal Bukit Raya yang datang belakangan ini bukan pengungsi murni, tapi penumpang yang rutin pulang ke Madura dan daerah lain di Jatim. Namun untuk menghemat biaya angkutan, mereka mengaku pengungsi," ujarnya. (f1, ahn)