back |
|
Serambi MADURA |
PadepokanVirtual Surabaya Based Virtual Life-long Learning Environment
|
JAWA TIMUR Senin, 12 April 1999
| Surabaya Post
|
Banjir Tenggelamkan Puluhan Rumah di Pamekasan
Pamekasan - Surabaya Post
Ratusan rumah penduduk di Kabupaten Pamekasan, Madura, Sabtu (10/4) malam terendam banjir akibat air sungai Gladak Anyar yang membentang di kota itu meluap setelah diguyur hujan selama sekitar tiga jam. Puluhan rumah penduduk lainnya tenggelam karena ketinggian air mencapai puncak rumah.
Hujan deras mengguyur Kota Pamekasan sejak sekitar 17.00. Sekitar pukul 19.30 hujan mulai reda, namun beberapa saat kemudian turun kembali sehingga menambah banyak jumlah air. Hingga siang tadi, ketinggian air mulai surut, namun sejumlah rumah masih tampak tenggelam. Belum dilaporkan jumlah kerugian yang diderita masyarakat maupun korban jiwa.
Semula masyarakat di Pamekasan tidak mengira akan terjadi banjir. Meski daerah digolongkan daerah rawan banjir, namun ketinggian air biasanya tidak lebih dari 50 cm. Namun karena guyuran hujan terus-menerus, sungai Gladak Anyar tampaknya tidak mampu lagi menampung air.
Ketinggian air di sungai itu mencapai puncak plengsengan dan meluap membanjiri daratan sekitarnya. Ketinggian air mencapai antara dua sampai empat meter, bahkan ada yang lebih hingga rumah tenggelam. Hingga berita ini diturunkan belum dilaporkan ada korban meninggal.
Daerah yang terkena luapan air tersebut adalah kelurahan yang berada di pinggir daerah aliran sungai (DAS), Gladak Anyar, Parteker, Laden, dan Patemon. Warga desa sekitar Sungai Gladak Anyar terlihat panik.
Ratusan orang yang rumahnya ditenggelamkan banjir sudah tidak berkesempatan menyelamatkan harta benda mereka. Luapan air sungai itu sama derasnya dengan air hujan. Beberapa warga lainnya terlihat tertegun dan bingung, ada yang duduk di tembok jembatan seraya "komat-kamit" berdoa . Ketika ditanya, mereka berkata, "Rumah saya juga habis pak".
Warga lainnya masih sempat menyelamatkan barang-barang berharga sebelum ketinggian air menenggelamkan rumah mereka. Ada juga yang sempat membantu tetangganya dan menghubungi PLN untuk memutus hubungan listrik. Dikhawatirkan dalam kepanikan semacam itu tanpa mereka sadari aliran listrik menyengat tubuh mereka.
Giryo dan mertuanya, Ny Saleh, warga Kelurahan Gladak Anyar, yang rumahnya tenggelam mengatakan, banjir merusak semua isi rumahnya. Keduanya tidak sempat menyelamatkan barang-barangnya.
"Biasanya banjir tidak seperti sekarang, dulu-dulunya hanya sampai setengah meter, tapi kali ini sampai menenggelamkan rumah," ujar Giryo. (Ant, kas)
top