Sidang DPRD Bangkalan Diwarnai Keributan
Bangkalan - Surabaya Post
Sidang paripurna DPRD Bangkalan tentang pendapat akhir fraksi terhadap nota jawaban kedua bupati, diwarnai keributan di ruang sidang. Ini terjadi karena kesalahpahaman antara salah satu anggota dewan dengan salah satu tokoh masyarakat Bangkalan.
Kejadian Jumat (29/9) siang di ruang sidang DPRD Bangkalan, segera mendapat pengamanan dari petugas Polres. Bahkan Kapolres Bangkalan Supt Drs Achmadi yang duduk di deretan muspida, langsung menengahi dua orang yang sedang bersitegang.
Sedang petugas lainnya, satpol PP, termasuk pengamanan sipil, segera mengamankan Bupati Moh. Fatah, Ketua DPRD Bangkalan, KH Drs Moch. Syafik, ke luar dari ruang sidang lewat pintu belakang.
"Saya tidak bermaksud apa-apa maju ke depan ini. Maksud saya meminta dua mahasiswa yang mendekati bupati dan pimpinan dewan, supaya ke luar," kata tokoh masyarakat yang juga Kepala Desa, ini, dengan nada kesal.
Akhirnya persitegangan dua orang ini bisa dilerai. Tokoh masyarakat dengan bujukan Kapolres mau meninggalkan ruang sidang lewat pintu depan. Sedang anggota dewan juga diajak rekan-rekannya dan petugas keamanan ke luar sidang lewat pintu belakang.
Kegaduhan ini bermula dari dua mahasiswa yang tergabung Amuba, nylonong ke meja pimpinan sidang, menghampiri Ketua DPRD KH Drs Moh. Syafik Rofii dan Bupati Moh. Fatah, begitu sidang ditutup dengan doa yang dipimpin KH Mahfud Hadi BA.
Dua mahasiswa ini langsung berteriak bahwa anggota DPRD tidak memperhatikan aspirasi masyarakat. "Sebab Bupati yang kinerjanya jelek, ternyata Penjabnya diterima," teriak mahasiswa.
Pimpinan dan anggota dewan, bupati, muspida, pejabat, dan undangan, terperanjat dengan sikap mahasiswa yang tidak diduga sebelumnya. Melihat sikap mahasiswa ini bupati meminta petugas agar memintanya ke luar.
Saat mahasiswa berteriak-teriak di depan sidang dewan, salah satu tokoh masyarakat menghampiri mereka. Dengan maksud agar mahasiswa ke luar sidang, melakukan orasi di halaman kantor DPRD.
Sebelum mendekati mahasiswa, dia dicegat salah satu anggota DPRD. Maksudnya tidak diperbolehkan maju, biar ditangani petugas keamanan. Kesalahpahaman ini berlanjut dengan percekcokan mulut.
Pelaksanaan jawaban lapenjab kedua Bupati Bangkalan, siang tadi di gedung DPRD diwarnai aksi demo dari mahasiswa Amuba dan Forpeba. Isu yang berkembang, hari ini akan datang ribuan massa. Karena itu di gedung DPRD selain dipagar betis polisi, juga dijaga ratusan keamanan sipil yang dikoordinasi puluhan kepala desa. Bahkan di Pendapa Kabupaten juga dijaga pengamanan sipil. (kas)
|